WartaNTT.com, LEMBATA –
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Lembata, Mathias A.K Beyeng, berikan keterangan pers di ruang kerjanya kepada awak
media terkait update kasus Covid-19 di Kab. Lembata termasuk progress vaksinasi
yang sedang berjalan, Senin (03/05/2021).
Hal tersebut disampaikan Kadis Kesehatan Lembata pasca
lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 dari kluster Lapas Kelas III Lembata.
Dijelaskannya “Hari
Jumat (30/4) jumlah kasus positif di Lembata sebanyak 8 orang yang masih jalani isolasi/karantina. Kemudian di malam harinya, kami mendapat informasi terdapat penambahan 2 orang yang positif dimana salah satunya berasal dari Lapas Lembata”.
“Kemudian pada hari Sabtu (01/05) kita lakukan tracing
di Lapas dimana terdapat penambahan 49 kasus yang terdiri dari 45 orang Warga Binaan dan 4 orang petugas sehingga update pada 1 Mei penambahan kasus
positif hasil rapid test
antigen sebanyak
51 kasus. Sehingga ditambah
dengan 8 kasus sebelumnya, total menjadi 59 kasus sampai hari ini dimana 50
orang berasal dari Lapas”.
“Tindaklanjut dari kasus ini, kami telah lakukan
koordinasi dengan pihak Lapas serta kegiatan yang
sudah kami lakukan diantaranya desinfektan di semua ruangan
Lapas di hari Sabtu (1/5), kemudian
dilakukan edukasi dari puskesmas Lewoleba hari Minggu (2/5) dimana sudah ada pemisahan ruangan bagi OTG (27 org)
dan yang Bergejala (22 org). Dari 50 orang yang terkonfirmasi Covid-19 asal Lapas saat
ini 2 orang jalani isolasi di RSUD Lewoleba”.
“Terkait upaya pengendalian, kami sudah berkoordinasi dengan pihak Lapas untuk
disinfektan secara rutin, pemberian obat/vitamin dan kegiatan lainnya”.
Selain penanganan terhadap Kluster Lapas, Dinkes Lembata
juga lakukan penanganan terhadap pengungsi yang terkonfirmasi Covid-19.
Kadis Kesehatan mengatakan “Sampai saat ini total
pengungsi terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 4 orang dimana 1 orang telah meninggal dunia asal Desa Amakaka, sedangkan 3 orang pengungsi lainnya sedang jalani isolasi dimana 3 hari kedepan kami akan lakukan Rapidtest
kembali. Saat ini mereka berada dalam pengawasan tim kesehatan dan kondisinya
masih sehat”.
“Sesuai arahan Satgas Covid-19 Kab. Lembata, sejak
8 April kami juga
telah lakukan Rapidtest antigen, total sudah sebanyak
1.159 orang sasaran yang dirapid terdiri dari relawan, petugas lainnya yang terlibat dalam penanganan pengungsi, serta para
pengungsi yang tersebar mulai dari hamparan Parakwalang (pengungsi di kebun-kebun areal tanjung Ile Ape),
pengungsi di 9 posko pengungsian dan beberapa pengungsi mandiri di rumah-rumah
warga. Proses Rapid akan terus dilakukan setiap
hari” ujarnya menerangkan.
Progres Vaksinasi Tahap-2 Termin-2 Hampir Tuntas
Mathias A.K.
beyeng juga menjelaskan progres program vaksinasi Covid-19 yang sedang berjalan
di Lembata.
“Terkait realisasi vaksinasi Pemkab Lembata telah menerima vaksin Tahap 1 (sasaran
nakes) dan Tahap 2 (sasaran
petugas publik)”.
“Untuk Tahap 1 diterima sebanyak 2.120 dosis yang diperuntukkan bagi 1.060 orang, dimana realisasinya sudah 100%”.
“Kemudian Tahap 2 diberikan dalam beberapa termin yakni Termin-1 sebanyak 1.200 dosis yang diperuntukkan bagi
600 orang, dimana realisasinya juga sudah 100%.
“Untuk Termin-2
diterima sebanyak 1.200
dosis (600 penerima) dimana
jumlah vaksin tersisa saat ini sebanyak
573 dosis yang terdiri dari dosis-2
dan sisa dosis-1. Perkiraan kita dalam Minggu ini dosis-2 selesai digunakan diluar penerima dosis-2 dalam rentang waktu 28 hari
pasca disuntik dosis-1 termasuk 7 orang Calon jemaah haji kita”.
“Kami juga telah menyurati Dinkes Provinsi untuk alokasikan lagi 1.200 dosis di Termin-3” ujarnya.
Kadis Kesehatan Lembata dalam kesempatan tersebut
juga menerangkan bahwa pihaknya telah bekerja optimal termasuk dalam penanganan
kesehatan bagi pengungsi terdampak siklon tropis Seroja di Lembata.
“Sejak bencana badai Seroja pada 4 April lalu, Dinkes telah
melakukan beberapa kegiatan diantaranya pembentukan kluster kesehatan terdiri dari 5 sub kluster, kemudian melibatkan 11 unit ambulans yang beroperasi disetiap
posko pengungsian dan 2 unit ambulans
stanby untuk pelayanan rujukan, serta telah dibentuk posko pelayanan kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian. Sampai dengan hari ini jumlah kunjungan tercatat sebanyak 1.514
kunjungan dengan jumlah kasus terbanyak infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)” terangnya. (Kris Kris)
KOMENTAR