WartaNTT.com, Ende – Longsor tebing yang terjadi di ruas jalan nasional jurusan Ende - Ngada, tepatnya di KM 02 Ndao, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, terus menjadi perhatian serius pemerintah. Pasalnya hingga saat ini pekerjaan pembersihan material longsor belum selesai sehingga pihak Satker (Satuan Kerja) PJN (Pelaksanaan Jalan Nasional) Wilayah IV Provinsi NTT Kementerian PU (Pekerjaan Umum) terus melakukan upaya pembersihan.
Satker PJN Wilayah IV Provinsi NTT Kementerian PU telah mengerahkan 6 unit alat berat di lokasi untuk membersihkan material, namun karena banyaknya material longsor yang tertumpuk di badan jalan dan labilnya struktur tebing mengakibatkan pekerjaan tersebut membutuhkan waktu cukup lama.
Hal ini disampaikan PPK Satker PJN Wilayah IV Provinsi NTT Kementerian PU Frumensia Silvia saat ditemui di ruang kerjanya pada hari Rabu (14/04/2021).
Dikatakan pihaknya sudah berusaha maksimal untuk segera menyelesaikan pembersihan material tersebut namun yang menjadi kendala masih ada longsoran-longsoran kecil yang menyebabkan operator tidak bisa bekerja di malam hari.
"Lihat sendiri di sana, kita mau kerja cepat tapi tidak bisa karna masih ada longsoran-longsoran kecil sehingga operator kerjanya mesti hati-hati, batu di tebing juga retak-retak jadi operator tidak berani kerja malam, sehingga kita kerja pelan-pelan," ucap Frumensia.
Dirinya menyampaikan bahwa sesungguhnya pihaknya berencana pada hari Kamis 15 April 2021, badan jalan sudah bisa digunakan satu sisi untuk lalu lintas kendaraan sementara di sisi lain pekerjaan pembersihan tetap dilanjutkan. Namun karena masih terus ada longsoran susulan maka tim di lapangan memutuskan untuk tetap menggunakan sistem buka tutup demi keamanan pengguna jalan.
Ditambahkannya untuk pengerjaan saat ini dilakukan dengan protek agar ketika ada longsoran susulan, material tidak jatuh langsung ke badan jalan yang sudah dibersihkan, sehingga tidak membahayakan pengguna jalan.
PPK yang mengaku baru bertugas sekitar sebulan itu menyampaikan bahwa sebelumnya pihaknya telah membuat perencanaan untuk melaksanakan pekerjaan stabilisasi tebing pada area tersebut. Proyek itu akan ditenderkan di Kupang tetapi dengan adanya longsoran tersebut akan dilakukan penghitungan ulang sesuai bidang tebing pasca longsor.
"Sebenarnya mau tender tapi belum, kemarin orang balai sudah datang mau lihat lagi lereng dan tebing. Rencana tender memang di bagian itu, kita sudah serahkan ke BP2JK yang bagian tender tapi karena bencananya ini nasional bisa saja dananya dipindahkan untuk penanganan bencana kita juga belum tahu," ucapnya.
Disampaikannya sesuai rencana awal untuk penanganan jangka panjang pihaknya akan memasang jaring penahan longsor di lokasi tersebut. Namun dengan terjadinya longsor ini maka akan dipertimbangkan sesuai keadaan tebing. Menurutnya setelah diukur menggunakan alat, puncak longsor mencapai 80 m dan di ujung kiri dan kanan antara 20 m sampai 30 m.
Sebelumnya longsor tebing terjadi di lokasi tersebut terjadi pada 9 April 2021 pagi. Material longsor dengan jumlah yang besar menutupi jalan raya sehingga mengakibatkan putusnya akses transportasi di jalur lintas Flores bagian selatan. Saat itu masyarakat terpaksa menyewa perahu nelayan untuk bisa melintasi lokasi longsor melalui pinggir pantai.
Perkembangan terakhir berdasarkan pantauan WartaNTT, bahwa pekerjaan di lokasi longsor terus dilakukan dan beberapa hari terakhir kendaraan sudah bisa melintas dengan sistem buka tutup. Tidak adanya jalur alternatif yang menghubungkan kota Ende dengan wilayah bagian barat membuat pengguna jalan terpaksa mengantri menunggu dibukanya akses jalan oleh para pekerja pembersihan longsor. (FR)
KOMENTAR