WartaNTT.com, Ende – Banjir merupakan persoalan rutin yang kerap terjadi di wilayah dalam kota Ende saat musim penghujan. Penataan drainase kota yang kurang baik memicu bertambahnya potensi banjir ke rumah warga bahkan juga ke landasan pacu Bandara H Hasan Aroeboesman.
Banjir yang sering menggenangi pemukiman warga dan bandara juga dipicu oleh pola hidup warga yang sering membuang sampah pada drainase sehingga air mudah meluap akibat tertahan sampah. Selain itu sampah yang dibuang di sepanjang drainase oleh warga akirnya menumpuk di saluran primer khususnya di drainase bandara.
Kepala Seksi Pelayanan dan Kerja Sama Bandara H. Hasan Aroeboesman Yohanes Sinagula menyampaikan keluhan kepada pihak Pemda Kabupaten Ende terkait dampak dari sampah dan luapan air dari drainase bandara yang telah mengganggu aktifitas penerbangan. Keluhan ini ia sampaikan saat pertemuan dengan perwakilan Pemda Kabupaten Ende di ruang pertemuan Bandara H Hasan Aroeboesman pada Kamis (15/04/2021).
"Kondisi hari ini saat hujan terjadi genangan air sehingga sampah menumpuk di sepanjang drainase. Kondisi ini sangat mengganggu aktifitas penerbangan,” ucapnya.
Atas hal tersebut pihaknya meminta Pemerintah Kabupaten Ende mengalihkan aset fasilitas drainase kepada otoritas bandara agar perbaikan dan perawatan drainase lebih optimal karena langsung menggunakan anggaran pemerintah pusat.
“Kami meminta kepada Pemda Ende untuk menyerahkan aset tersebut kepada pihak bandara, sehingga dapat dilakukan perawatan secara lebih baik menggunakan anggaran negara. Karena jika ada hujan lebat dan banjir, runway digenangi air, pesawat direschedule, sejauh ini perawatan drainase yang kurang bagus telah sangat mengganggu aktifitas penerbangan," pinta Yohanes. (FR)
Pada kesempatan yang sama dirinya mengajak segenap unsur panitia hibah aset yang hadir dibawah pimpinan Sekda Kabupaten Ende untuk meninjau langsung keadaan drainase bandara dan sampah yang menumpuk di sepanjang drainase.
Yohanes berharap setelah perwakilan Pemda Kabupaten Ende melakukan penelitian fisik dan administrasi aset drainase di bandara, bisa mendapatkan titik temu atau kesepakatan sehingga aset tersebut dapat diserahkan kepada pihak bandara.
Pertemuan antara otoritas bandara dengan Pemda Ende
Kadis Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Ende Fransiskus Lewang mengakui bahwa kondisi drainase bandara saat ini memang cukup memprihatinkan. Dikatakannya bahwa Pemda Ende terus berupaya melakukan pemeliharaan namun belum maksimal.
"Memang cukup memprihatinkan, Pemda terus melakukan pemeliharaan namun sejauh ini belum maksimal. Untuk usulan menyerahkan aset ini kepada pihak bandara disambut baik, Pihak PU menyampaikan terima kasih kepada pihak bandara yang akan mengambil alih tanggung jawab daerah ini sehingga PU dengan anggaran daerah yang terbatas bisa fokus pada saluran primer lain, sekunder dan tersier di kota Ende" ucapnya.
Namun demikian, Lewang meminta agar setelah drainase ini diserahkan ke pihak bandara, agar otoritas bandara tidak menutup saluran ini karena merupakan saluran primer kota Ende.
Sementara itu Sekda Kabupaten Ende selaku Ketua Panitia Penyerahan Aset juga berharap agar otoritas bandara nantinya tidak menutup saluran air satu – satunya sebelum Pemda Ende menemukan saluran primer lain. Dirinya menyarankan agar pihak bandara membuat jebakan sampah dengan sistem yang baik.
Usai dirinya melakukan peninjauan, Sekda Ende menyampaikan bahwa keputusan akhir penyerahan aset berada di tangan Bupati Ende.
"Penelitian adminstrasinya sudah, penelitian fisiknya ini, nanti kami rapat dulu, apakah langsung diserahkan, atau kita bersihkan dulu. Karena tidak bagus kita serahkan ke orang dalam keadaan seperti begini," ucap Gusti.
Dirinya menyampaikan bahwa penyerahan aset ini tidak melalui tahapan pembahasan di DPRD Ende, prosedur yang akan dilalui adalah sebatas menyampaikan surat pemberitahuan ke DPRD terkait hibah aset tersebut, karena berdasarkan regulasi ada batasan angka dan untuk drainase bandara ini tidak mencapai angka tersebut. (FR)
KOMENTAR