WartaNTT.com, Ende – Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten yang sangat potensial menjadi jangkar utama pengembangan pariwisata di Flores karena memiliki danau tiga warna Kelimutu. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo - Flores Shana Fatina dalam sambutannya pada acara penyerahan secara simbolis paket bantuan sembako lauk pauk siap saji di lantai 2 kantor Bupati Ende, Selasa (28/07/2020).
Pernyataannya tersebut, menanggapi keluhan dari Ketua DPRD Ende Fransiskus Taso yang menyampaikan bahwa selama ini fokus pengembangan pariwisata di Flores hanya Labuan Sajo saja. Padahal menurut Fransiskus Taso, keajaiban dunia yang sesungguhnya itu adalah danau tiga warna Kelimutu dan bukan Komodo. Sehingga pihak Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo – Flores semestinya memberikan perhatian yang lebih kepada Kabupaten Ende.
Shana menerangkan bahwa sebenarnya lembaganya menangani percepatan pengembangan pariwisata di area Flores, Alor, Lembata serta sebagian pulau Bima, namun selama ini belum banyak orang yang mengenal lembaganya.
"Bahwa kami dalam hal ini Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores bertugas melakukan percepatan pariwisata terintegrasi untuk 11 Kabupaten yang tersebar di Flores, Alor dan Lembata juga sebagian kecil di Bima yang masuk dalam konteks cagar budaya Komodo. Ini yang banyak orang tidak tahu, jadi tugas kami bukan hanya Labuan Bajo saja tetapi bagaimana mengintegrasikan semua pariwisata tersebut." ungkapnya.
Dirinya mengakui dari sudut pandang wisatawan mancanegara, untuk pulau Flores hanya ada tiga subjek yang selama ini lebih mereka kenal sebagai tujuan wisata, yakni Komodo, Kelimutu dan Homo Florensis.
"Jika bertemu teman-teman dari luar negeri, mereka hanya mengetahui 3 hal yang ada di Flores yakni Komodo, Kelimutu dan Homo Florensis. Jadi tiga tema besar ini yang akan kita dorong untuk diramu menjadi percepatan pariwisata" ungkapnya.
Shana menegaskan pihaknya siap memberikan dukungan penuh untuk membangun destinasi wisata Danau Kelimutu dengan sistem terintegrasi, agar dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi kesejahteraan masyarakat.
Selain karena Danau Kelimutu, kriteria lain yang membuatnya siap mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Ende adalah karena dinilai paling baik penanganannya terhadap protokol pencegahan Covid-19 dibanding kabupaten lainnya.
"Kebetulan saya dari Labuan Bajo ke Ende, lewat jalur darat dan saya mendatangi setiap destinasi wisata satu per satu, menurut saya Kelimutu - Ende adalah yang paling solid, lengkap dan komperhensif dalam hal kesiapan penanganan penyebaran Covid - 19". tuturnya.
Berkaitan
dengan penyebaran Covid – 19 tersebut pihaknya hadir untuk memberikan bantuan
berupa paket sembako siap saji demi meringankan beban masyarakat dalam
menghadapi pandemi terutama para pelaku ekonomi yang bergerak di sektor pariwisata
dan ekonomi kreatif.
Pihaknya telah menyalurkan bantuan berupa paket sembako sebanyak 2 tahap. Pada tahap pertama telah didistribusikan sebanya 2.012 paket dan di tahap kedua didistribusikan 1.410 paket dan Kabupaten Ende mendapat jatah sebanyak 707 paket sembako.
Paket bantuan ini juga mereka beli dari para pelaku UMKM yang tersebar di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Kabupaten Ende dengan harapan dapat membantu menggerakan ekonomi para pelaku UMKM juga di masa pandemi Covid-19.
Selain Shana, pada kesempatan yang sama anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira dan Bupati Ende H. Djafar H. Achmad juga menyampaikan harapan yang sama agar Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores memberikan perhatian terhadap pembangunan pariwisata di Kabupaten Ende tidak hanya di Labuan Bajo. Hal ini dikarenakan Ende memiliki banyak destinasi wisata yang harus dikembangkan, baik destinasi wisata alam dan juga destinasi wisata sejarah.
Dalam acara penyerahan bantuan secara simbolis paket sembako lauk pauk siap saji ini, turut hadir Wakapolres Ende Kompol Dance Elias Day, anggota Komisi V DPRD Provinsi NTT Emanuel Konfridus, Pimpinan OPD Lingkup Setda Ende dan perwakilan pelaku usaha yang bergerak di sektor parekraf sebagai penerima bantuan. (FR)
KOMENTAR