WartaNTT.com, LEMBATA –
Pemkab Lembata gelar rapat kerja perdana bersama DPRD via video conference
terkait penanganan Covid-19 melalui alokasi APBD 2020, Senin (27/04/2020).
Dalam
kegiatan yang dihadiri 3 pimpinan DPRD bersama para ketua Komisi dan ketua
Fraksi, Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST.,MT sampaikan 3 skema
penganggaran melalui APBD yang sedang dirancang Pemerintah menyikapi dampak
Covid-19, dimana akibat penanganan secara nasional juga berdampak tidak
disalurkannya dana transfer daerah oleh Kementerian Keuangan kepada Pemkab
Lembata.
Adapun
skema
penganggaran yang disampaikan Bupati Lembata kepada DPRD yakni pelaksanaan pembangunan tahun 2020 secara multiyears, rencana
pinjaman daerah jangka pendek untuk menutupi
defisit anggaran akibat pemotongan dana transfer daerah dalam penanganan dampak
Covid-19 secara nasional,
serta rencana refocusing tahap ke-3 yang akan
dimanfaatkan untuk pemberian BLT bagi warga di 7 Kelurahan serta bagi pelajar dan mahasiswa di zona merah.
“Pemkab perlu
dapatkan persetujuan DPRD mengingat belanja infrastruktur melalui DAU sudah
terpotong sehingga perlu kesepatakan bersama. Menteri Keuangan dalam vicon juga sudah sampaikan untuk proyek TA 2020, Surat Perintah Kerja (SPK) dapat
diperpanjang s.d tahun 2021 atau dibawa ke tahun jamak (multiyears). Pemerintah masih menunggu surat edaran
Kemenkeu terkait hal tersebut. Sambil menunggu suratnya, kami rasa ada baiknya skema anggaran tersebut dibicarakan dengan DPRD dalam
kegiatan ini”.
“Kemudian terkait defisit anggaran akibat ditariknya DAU oleh pemerintah pusat, Pemkab
merencanakan melakukan pinjaman daerah jangka pendek”.
Dirinya menambahkan “Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 10
Milyar untuk belanja refocusing tahap
ke-2 pencegahan Covid-19, termasuk sedang disiapkan rencana pemberian BLT pada KK miskin di 7 kelurahan yang tidak
terakomodir dalam bansos Pemerintah Pusat. Ada 2.600 KK yang terdata namun
akan diverifikasi dan divalidasi
kembali”.
“Refocusing tahap ke-3 juga direncanakan untuk beri bantuan
bagi mahasiswa dan pelajar yang berada di zona
merah seperti di Jakarta, Surabaya, Malang, Gresik, Sidoarjo,
Makassar, dan daerah Kalimantan” ujar Yentji Sunur.
Sementara
itu 6 dari 7 Fraksi yang ada dalam penyampaiannya sebagaimana dihimpun WartaNTT
mengapresiasi langkah Pemkab yang dianggap
signifikan dalam upaya cegah penyebaran Covid-19. Terkait
rencana pinjaman daerah jangka pendek disarankan agar dibahas bersama Banggar.
Untuk rencana pemberian BLT bagi KK Miskin di 7 Kelurahan, para Ketua Fraksi harapkan tepat sasaran, yang diawali dengan musyawarah bersama tingkat Kelurahan dan Kecamatan sebelum ditetapkan
nama penerima.
Fraksi juga mendukung alokasi anggaran maksimal dalam percepatan
penanganan Covid-19, serta mendukung skema yang ditawarkan Pemkab terkait
pembangunan infrastruktur dikerjakan dengan tahun jamak.
Wakil Ketua I DPRD Lembata, G Fransiskus,
menambahkan “Perlu dipikirkan dampak dilakukannya larangan datangnya pelaku
perjalanan khususnya pelajar dan mahasiswa. Agar didata dengan baik jumlah
pelajar dan mahasiswa yang berada di zona merah sehingga
dapat diambil langkah bantuan oleh Pemkab”.
Senada dengan Fransiskus, Wakil Ketua II, Begu Ibrahim, juga mengapresiasi langkah Pemkab dalam penanganan
penyebaran Covid-19. Dirinya mengatakan “Ada kekuatiran dari para orang tua terhadap anak-anak yang berada diluar daerah baik mahasiswa
di Jawa dan Makassar. Kiranya mereka juga dapatkan bantuan dari pemerintah. Kami berharap perlu fokus juga terhadap masalah gagal panen, dan tidak hanya fokus
dengan Covid-19”.
Sementara itu Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero,
S.Sos menambahkan “Prinsipnya
DPRD setuju untuk membuat komitmen
bersama berdasarkan informasi Pemkab adanya pengurangan DAU Kab. Lembata dari
pemerintah pusat sekitar Rp.71 Milyar yang berdampak bagi seluruh sektor”.
“Kami berharap dari rencana alokasi anggaran sebesar Rp.10 Milyar oleh Pemkab dalam refocusing tahap ke-2, dapat menjangkau masyarakat
dalam 7 Kelurahan, namun perlu data yang memadai sehingga tepat sasaran. Bagi mahasiswa dan pelajar diluar daerah, diharapkan juga mendapatkan perhatian pemerintah” ujarnya. (Kris Kris)
KOMENTAR