Danau Waikuri |
Demikian dikatakan oleh salah seorang wisatawan lokal Yohanes Tako pada Kamis(28/03) ketika ditemui oleh wartantt.com.
Yohanes Tako menyebutkan bahwa tindakan pemerintah Daerah dalam melindungi kenyamanan wisatawan perlu diapresiasi. Pasalnya isu kerawanan yang menghebohkan eksistensi destinasi pariwisata selama ini kata Yohanes sudah sangat meresahkan wisatawan.
Ia menjelaskan dengan pemungutan karcis parkir dan karcis masuk dapat menjaga ketertiban dan kenyamanan kendaraan. Sehingga wisatawan pun dapat menikmati suasana alam waikuri.
Menurutnya pungutan ini masih berkategori rendah. Ia membandingkan di destinasi pariwisata lain, bahwa biaya karcis sangat mahal. Selain itu, dirinya menambahkan bahwa dampak positif dari pemungutan ini akan menghasilkan pendapatn Daerah maupun peningkatan ekonomi masyarakat disekitar danau tersebut. Dirinya mengharapkan supaya tata tertib, kebersihan dan keamanan dapat dijaga oleh masyarakat, wisatawan maupun pihak keamanan lainnya yang bersangkutan.
"waktu pertama kali saya mengunjungi tempat ini, saya tidak nyaman, karena saya harus mengecek kendaraan saya. Tetapi ketika ada pungutan dan plang seperti ini, saya dan keluarga atau pun wisatawan lainnya akan merasa nyaman ketika mengunjugi tempat ini. Semoga semua tempat pariwisata dapat diberlakukan pungutan yang berdasarkan perda,"tandas Yohanes.
Namun demikian, dirinya sangat berharap supaya penjual disekitar danau waikuri dapat menghindari jualan yang hasil produk instan. Menurutnya sampah plastik dapat merusak pandangan maupun kebersihan air akan dipenuhi tumpukan sampah plastik.
"sepertinya, warga yang menjual mie, sabun, daia, dan lain sebagainya harus dialokasikan tempat tersendiri, supaya keelokan kearifan lokal destinasi pariwisata ini dapat terlihat dengan indah,"harap dirinya.
Ditemui terpisah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya Khristoefel Horo mengatakan bahwa retribusi karcis semenjak diberlakukannya masih berjalan dengan baik. Dengan demikian, dukungan masyarakat maupun wisatawan dalam mewujudkan pendapatan daerah melalui restribusi karcis didestinasi pariwisata tampak terlihat. Pasalnya, menurut Khristofel tidak ditemukan wisatawan yang kontraversi dengan jumlah pemungutan tersebut. Ia menuturkan bahwa hasil pungutan akan diberlakukan untuk pengembangan lokasi pariwisata. Membangun lapak-lapak khas Sumba demi mempertonjolkan keunikan dan daya tarik wisatawan.
Lebih lanjut, Khristofel menambahkan bahwa pembangunan kepariwisataan akan membantu dalam mensejhaterakan masyarakat setempat. Serta pemanfaatan destinasi pariwisata juga akan menjadi acuan mendasar dalam pemberdayaan masyarakat. Dia mengakui bahwa dalam pembangunan obyek wisata tidak mudah terwujud.
Apabila tidak ada kerja sama yang baik. Menurut dirinya perjuangan dalam membangun pengkatan ekonomi lewat destinasi pariwisata akan sia-sia. Sehingga ia mengharapkan supaya masyarakat setempat jangan hanya sebatas mempromosikan atau menyediakan produk yang dibutuhkan wisatawan. Melainkan turut aktif dalam menjaga kenyamanan dan ketertiban dilokasi wisata.
"semoga dengan adanya perda tentang penagihan uang karcis, tempat wisata kita di SBD semakin terjaga keindahannya, maupun keamanan dan kenyamanan wisatawan lokal dan manca Negara,"tutur dirinya ketika ditemui diruang kerjanya.
Selain itu penjual barang-barang instanakan dipindahkan dari lokasi sekitar danau Waikurri. Namun penjual akan disediakan tempat untuk melakukan penjual. Hal tersebut lagi jelas Khristofel akan menjaga kebersihan destinasi pariwisata dari sampah plastik. Penjual pun merespon baik dengan kebijakan yang diberikan oleh pemda. Sehingga beberapa waktu mendatang lagi jelas Khristofel penyediaan lapak untuk penjual produk instan akan segera dialokasikan.
"kami sudah koordinasi dengan beberapa masyarakat yang melakukan penjualan produk dinstan didalam wisata itu. Mereka menyambut baik permintaan kami untuk berjualan diluar area pariwisata. Ini juga akan menjauhkam sampah plastik dari genangan air,"tutup dirinya.(Rn/06)
KOMENTAR