Mensyukuri Perjalanan Yang Mengubahkan Bersama KRISTUS

BAGIKAN:

 

WartaNTT.com, Sabu Raijua – Merefleksikan Injil Lukas 24:13-35, ditulis oleh Pdt. John Mozes Hendrik Wadu Neru, Ketua Majelis Klasis Sabu Timur GMIT.

Dalam perjalanan kehidupan kita sebagai umat Kristen, khususnya di tengah-tengah konteks kehidupan Nusa Tenggara Timur, kita diundang untuk merefleksikan makna perjalanan iman bersama Kristus yang bangkit sebagaimana tercermin dalam kisah perjalanan ke Emaus (Lukas 24:13-35). Khotbah ini akan mengajak kita melihat secara kritis bagaimana perjumpaan dengan Kristus yang bangkit dapat membawa transformasi mendalam dalam kehidupan pribadi dan bergereja, serta bagaimana pemahaman ini memiliki relevansi khusus bagi persekutuan GMIT dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan di wilayah NTT.

Penafsiran kritis Lukas 24:13-35

Kisah perjalanan ke Emaus dalam Lukas 24:13-35 merupakan salah satu narasi perjumpaan dengan Kristus yang bangkit yang paling kaya akan makna teologis. Narasi ini mengisahkan dua orang murid yang berjalan dari Yerusalem menuju Emaus, sekitar 11 kilometer, dengan hati yang penuh kesedihan dan kekecewaan. Pengharapan mereka terhadap Yesus sebagai pembebas Israel telah pupus ketika Ia disalibkan. Dalam perjalanan ini, Yesus menghampiri mereka, namun "mata mereka tertahan sehingga mereka tidak mengenal Dia" (ay. 16).

Perhatikan bagaimana Lukas menggambarkan dinamika emosional dalam narasi ini. Kekecewaan mendalam digambarkan melalui ungkapan "wajah mereka muram" (ay. 17). Keadilan naratif terwujud ketika Yesus tidak langsung menyatakan diri, melainkan membimbing mereka melalui penafsiran Kitab Suci "mulai dari Musa dan semua nabi" (ay. 27). Proses ini merupakan gambaran bagaimana iman sejati tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui perjalanan reflektif yang menyatukan pengalaman dengan pemahaman Firman.

Kata "perjalanan" (hodos dalam bahasa Yunani) memiliki makna simbolis yang mendalam, menggambarkan proses transformatif. Di tengah perjalanan itulah transformasi terjadi - dari keraguan menuju pengakuan iman. Puncak perjumpaan terjadi ketika Yesus "mengambil roti, mengucap berkat, memecahmecahkannya dan memberikannya kepada mereka" (ay.30). Tindakan pemecahan roti ini merupakan symbol eukaristis yang kuat, mengingatkan pada Perjamuan Terakhir dan pengorbanan Kristus di kayu salib.

Momen pengenalan terjadi justru saat roti dipecah-pecahkan-suatu simbolisme yang mengajarkan bahwa pengenalan akan Kristus yang bangkit terjadi saat kita merenungkan pengorbanan-Nya. "Lalu terbukalah mata mereka dan mereka mengenal Dia" (ay. 31). Transformasi yang terjadi sangatlah radikal, dari keraguan menjadi keyakinan, dari kesedihan menjadi sukacita, dari kebingungan menjadi pengertian. Respons mereka pun menunjukkan transformasi ini: "Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" (ay. 32). Perubahan ini kemudian mendorong mereka untuk kembali ke Yerusalem dan membagikan kabar sukacita tersebut kepada murid-murid lain-menggambarkan bagaimana perjumpaan dengan Kristus yang bangkit selalu mengarah pada kesaksian.

Konteks dan dinamika persekutuan GMIT

Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) merupakan salah satu gereja Protestan terbesar di Indonesia bagian timur dengan jumlah anggota mencapai lebih dari 2 juta jiwa yang tersebar di 53 klasis pada tahun 2024. Sebagai gereja yang berakar pada tradisi Calvinis-Reformasi, GMIT memiliki karakteristik persekutuan yang kuat dengan penekanan pada nilai-nilai koinonia, marturia, diakonia, liturgia dan oikonomia. 

Persekutuan GMIT dicirikan oleh ikatan komunal yang kuat berbasis pada nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan. Pelayanan jemaat yang tersebar dari wilayah perkotaan hingga pedalaman pulau-pulau terpencil mencerminkan komitmen pada inklusivitas dan penjangkauan yang luas. Tradisi liturgis GMIT yang memadukan unsur warisan Eropa dengan kearifan lokal menciptakan identitas yang unik.

Disparitas ekonomi dan geografis menjadi tantangan signifikan bagi pelayanan GMIT. Jemaat di daerah terpencil seringkali menghadapi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya pelayanan. Isu kesinambungan regenerasi kepemimpinan gereja dan pelestarian nilai-nilai iman di tengah arus modernisasi juga menjadi pergumulan tersendiri. 

Salah satu kekuatan GMIT terletak pada tradisi solidaritas antar jemaat melalui program program diakonia yang terstruktur. Prinsip yang dihidupi dalam berbagai program bantuan bencana, beasiswa pendidikan, dan pengembangan ekonomi jemaat. Model pelayanan berbasis klasis memungkinkan koordinasi dan distribusi sumber daya yang lebih merata.

Dalam konteks bergereja di GMIT, kisah perjalanan ke Emaus memiliki relevansi mendalam. Seperti murid-murid yang mata rohaninya tertahan, jemaat GMIT pun kerap menghadapi "ketertahanan" dalam mengenali kehadiran Kristus di tengah berbagai pergumulan hidup. Tradisi berbagi roti dalam perjamuan kudus menjadi momen penting di mana jemaat diingatkan akan kehadiran Kristus yang mengubahkan. Kebiasaan jemaat GMIT berkumpul dalam kelompok-kelompok kategorial dan unit-unit pemahaman Alkitab mirip dengan perjumpaan di jalan Emaus, di mana Firman dibagikan dan direnungkan bersama.

Nilai keadaban dan inklusivitas dalam komunitas GMIT tercermin dalam penerimaan terhadap berbagai latar belakang budaya dan etnis, menjadikan gereja sebagai rumah bersama yang mempersatukan keberagaman. Tantangan bagi GMIT adalah bagaimana terus mengembangkan persekutuan yang tidak hanya berorientasi ke dalam tetapi juga mampu menjadi agen transformasi sosial di tengah masyarakat NTT yang terus berubah.

Lukas 24:13-35 untuk kehidupan umat NTT

Masyarakat Nusa Tenggara Timur menghadapi berbagai tantangan sosial-ekonomi yang kompleks. Data Badan Pusat Statistik NTT tahun 2023 menunjukkan tingkat kemiskinan mencapai 20,47%, jauh di atas rata-rata nasional. Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur ekonomi yang memadai. 

Di tengah situasi ini, kisah perjalanan ke Emaus memberikan beberapa relevansi kritis bagi kehidupan umat Kristen di NTT.

1. Tantangan Ekologis

NTT menghadapi kekeringan berkepanjangan yang berdampak pada ketahanan pangan dan air bersih. Dalam konteks ini, kisah Emaus mengingatkan tentang "hati yang berkobarkobar" sebagai simbol pengharapan dan resiliensi di tengah kesulitan.

Seperti Kristus yang hadir menyertai perjalanan murid-murid yang kecewa, demikian pula kehadiran-Nya menyertai umat yang bergumul dengan tantangan alam.

2. Solidaritas Komunal

Tradisi berbagi makanan dalam kisah Emaus beresonansi dengan nilai-nilai gotong royong yang masih kuat dalam masyarakat NTT. Di tengah keterbatasan ekonomi, praktik berbagi sumber daya menjadi kekuatan sosial yang memungkinkan masyarakat bertahan. Gereja dipanggil untuk menjadi fasilitator solidaritas ini, mencontoh Kristus yang membagikan roti kepada murid-murid-Nya.

3. Migrasi dan Identitas

Fenomena migrasi tenaga kerja dari NTT ke luar daerah dan luar negeri menciptakan dinamika tersendiri bagi keluarga dan komunitas yang ditinggalkan. Kisah perjalanan ke Emaus menawarkan paradigma bahwa perjalanan -- bahkan yang dimotivasi oleh kekecewaan -- dapat menjadi ruang perjumpaan dengan Kristus yang mengubahkan. Gereja perlu hadir mendampingi keluarga-keluarga yang terpisah jarak.

4. Pemberdayaan Melalui Pendidikan

Seperti Kristus yang membuka pemahaman murid-murid melalui penjelasan Kitab Suci, pendidikan menjadi kunci pemberdayaan masyarakat NTT. Gereja memiliki peran strategis dalam mengembangkan Lembaga pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, membangun generasi yang kritis dan beriman.

Pergumulan identitas juga menjadi isu penting bagi masyarakat NTT di era globalisasi. Di satu sisi, terdapat tekanan untuk meninggalkan nilai-nilai tradisional demi modernitas; di sisi lain, ada kebutuhan untuk melestarikan kearifan lokal sebagai bagian dari identitas komunal. Kisah Emaus mengingatkan bahwa identitas sejati ditemukan dalam perjumpaan dengan Kristus4yang tidak menolak tradisi (Ia menjelaskan dari "Musa dan semua nabi") tetapi memberi makna baru padanya.

Pengharapan Kristen memiliki makna mendalam bagi masyarakat yang hidup dalam keterbatasan dan ketidakpastian. Seperti murid-murid yang kembali ke Yerusalem dengan sukacita, umat Kristen di NTT dipanggil untuk menjadi pembawa pengharapan di tengah situasi yang menantang. Kisah kebangkitan menegaskan bahwa kegagalan, kekecewaan, dan bahkan kematian bukanlah kata akhir--Kristus yang bangkit mengubah narasi keputusasaan menjadi kisah kemenangan.

Memaknai panggilan perjalanan kehidupan Umat

Perjalanan iman setiap individu merupakan pengalaman unik yang memiliki dinamika, tantangan, dan pertumbuhan tersendiri. Seperti dua murid dalam perjalanan ke Emaus, kita pun mengalami momen-momen ketika mata rohani kita "tertahan" dan sulit mengenali kehadiran Kristus di tengah pergumulan hidup. Perjalanan pribadi ini bukan hanya tentang pencapaian tujuan akhir, melainkan proses transformasi yang terjadi sepanjang jalan.

Seperti murid-murid yang berjalan dengan wajah muram, kita sering mengalami fase ketidakpastian dan keraguan dalam perjalanan iman. Pengalaman kehilangan pekerjaan, kegagalan dalam pendidikan, atau konflik keluarga dapat mengaburkan visi spiritual kita. Namun justru dalam kegelapan inilah Kristus seringkali mendekat dan berjalan bersama, meskipun kita belum mengenali-Nya.

Yesus membuka percakapan dengan pertanyaan sederhana: "Apa yang kamu percakapkan?" Ini menjadi awal dialog transformatif. Dalam perjalanan iman pribadi, dialog dengan Firman Tuhan, dengan sesama, dan dengan diri sendiri menjadi ruang di mana transformasi dimulai. Kelompok pendalaman Alkitab, retret spiritual, atau konseling pastoral dapat menjadi wadah dialog yang memfasilitasi pertumbuhan iman.

Momen pemecahan roti menjadi titik balik dalam narasi Emaus. Demikian pula, perjalanan iman kita sering ditandai oleh momen-momen pencerahan mendadak saat "mata tertumbuk dan hati tersentuh" oleh kebenaran ilahi. Momen-momen ini bisa datang melalui khotbah yang menyentuh, pengalaman ibadah yang mendalam, atau bahkan dalam keheningan doa pribadi.

Perjalanan murid-murid tidak berakhir di Emaus; mereka kembali ke Yerusalem untuk bersaksi. Demikian pula, perjalanan iman pribadi kita menemukan maknanya yang penuh ketika kita membagikan pengalaman perjumpaan dengan Kristus kepada orang lain. Kesaksian hidup menjadi bukti autentik dari transformasi yang telah terjadi.

Konteks kehidupan di NTT menawarkan contoh nyata bagaimana perjalanan iman personal diuji dan ditumbuhkan. Kisah guru-guru Kristen yang melayani di desa-desa terpencil dengan keterbatasan fasilitas mencerminkan komitmen untuk "berjalan bersama Kristus" ke tempat-tempat yang membutuhkan. Mereka menghadapi tantangan akses pendidikan, infrastruktur terbatas, dan kadang penolakan budaya, namun tetap bertahan karena mengenali Kristus dalam perjalanan pelayanan mereka.

Peran doa, firman, dan komunitas menjadi pilar penting dalam menguatkan iman pribadi. Tradisi GMIT yang kaya dengan kelompok doa, ibadah keluarga (keluarga sambt), dan persekutuan kategorial menyediakan ruang-ruang di mana iman dipupuk dan ditumbuhkan. Seperti murid-murid yang mengenali Kristus dalam pemecahan roti, demikian pula jemaat GMIT menemukan peneguhan iman dalam sakramen perjamuan kudus yang dilakukan secara reguler.

Pertumbuhan iman dalam perjalanan pribadi tidak selalu linear; ada masa-masa kemajuan dan kemunduran, sukacita dan pergumulan. Namun seperti disaksikan dalam kisah Emaus, Kristus yang bangkit setia mendampingi di setiap tahap perjalanan, meskipun kadang kita tidak menyadari kehadiran-Nya. Panggilan kita adalah untuk tetap membuka hati dan pikiran, siap diubahkan oleh perjumpaan dengan-Nya di sepanjang jalan kehidupan.

GMIT ber-Sinode dan bergereja dalam perjalanan bersama

Konsep "sinode" (syn-hodos) secara harfiah berarti "berjalan bersama" memiliki relevansi mendalam dengan kisah perjalanan Emaus dan konteks bergereja di GMIT. Perjalanan bersama bukan sekadar berjalan secara fisik dalam satu kelompok, tetapi lebih pada kesadaran akan tujuan bersama dan komitmen untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam konteks gereja, ini berarti menghidupi panggilan sebagai komunitas yang berjalan bersama Kristus dan sesama menuju transformasi pribadi dan sosial.

Pelayanan lintas budaya menjadi panggilan khusus GMIT mengingat keberagaman etnis dan budaya di NTT. Seperti Kristus yang menghampiri dan berjalan bersama murid-murid yang berbeda, gereja dipanggil untuk hadir dalam keberagaman tanpa kehilangan identitas. Dialog antarbudaya dan antariman perlu dikembangkan sebagai sarana membangun perdamaian dan kohesi sosial, khususnya di daerah-daerah yang rentan konflik. Pendekatan kontekstual dalam liturgi dan pelayanan pastoral memungkinkan Injil "berinkarnasi" dalam beragam ekspresi budaya NTT.

Kepedulian ekologis merupakan dimensi penting lain dari panggilan bergereja di NTT. Sebagai wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, NTT menghadapi ancaman serius berupa kekeringan berkepanjangan, erosi tanah, dan kelangkaan air bersih. Teologi penciptaan perlu dikembangkan untuk melandasi aksi ekologis gereja, menyadarkan jemaat bahwa merawat alam adalah bagian integral dari panggilan mengasihi Allah dan sesama. GMIT dapat mempelopori program-program konservasi berbasis komunitas seperti penghijauan lahan kritis, system pertanian berkelanjutan, dan pengelolaan air bersih. 

Tanggung jawab gereja sebagai "sahabat di perjalanan" juga mencakup pendampingan pastoral bagi kelompok rentanseperti perempuan, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Program-program bimbingan konseling krisis, pendampingan korban kekerasan, dan pelatihan keterampilan bagi perempuan kepala keluarga perlu dikembangkan sebagai wujud nyata solidaritas Kristiani. Meminjam istilah lokal, gereja dipanggil menjadi "atoin asnat" (orang yang menolong) bagi mereka yang terpinggirkan, mencerminkan Kristus yang berkenan berjalan bersama murid-murid yang putus asa.

Penutup: Kristus bangkit, jemaat GMIT di panggil mengubah dunia

Kisah perjalanan ke Emaus memberikan paradigma penting tentang bagaimana Kristus yang bangkit hadir dalam perjalanan iman kita. Seperti dua murid yang "mata rohaninya tertahan", kita pun seringkali gagal mengenali kehadiran Kristus di tengah-tengah pergumulan hidup. Namun, melalui penjelasan Firman dan pemecahan roti -- melalui pengajaran dan sakramen -- Kristus membuka mata rohani kita, menyalakan api pengharapan yang memampukan kita menjadi saksi kebangkitan-Nya di tengah dunia.

Bagi jemaat GMIT di NTT, peneguhan semangat persekutuan dan misi injili menjadi sangat relevan di tengah berbagai tantangan sosial-ekonomi. Seperti murid-murid yang kembali ke Yerusalem untuk bersaksi, jemaat dipanggil untuk menjadi "utusan" yang membawa kabar sukacita tentang Kristus yang bangkit ke dalam konteks masyarakat. Kabar sukacita ini bukan sekadar doktrin teologis, melainkan kekuatan transformatif yang mampu mengubah realitas kemiskinan menjadi kesejahteraan, konflik menjadi perdamaian, dan keputusasaan menjadi pengharapan.

Harapan dan doa bagi jemaat GMIT adalah agar mereka terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus yang bangkit. Melalui persekutuan yang hidup, pelayanan yang relevan, dan kesaksian yang berani, gereja dapat menjadi agen perubahan di tengah berbagai tantangan zaman. Semoga "mata rohani" jemaat senantiasa terbuka untuk mengenali kehadiran Kristus dalam perjumpaan sehari-hari --- dalam senyum anak-anak di sekolah minggu, dalam kerja sama membangun rumah ibadah, dalam gotong royong menghadapi musim kemarau, dan dalam solidaritas menolong sesama yang berkekurangan.

Seperti hati murid-murid Emaus yang "berkobar-kobar" ketika Yesus menerangkan Kitab Suci, semoga hati umat GMIT pun berkobar dalam semangat melayani dan bersaksi bagi kemuliaan Tuhan. Ajakan untuk menjadi saksi perubahan melalui perjalanan bersama Kristus bukanlah tugas yang ringan. Namun, dengan kekuatan Roh Kudus dan kesetiaan dalam persekutuan, umat GMIT dapat menghadapi setiap tantangan dengan pengharapan.

Marilah kita, sebagai komunitas orang percaya, terus berjalan bersama Kristus yang bangkit -- membiarkan Dia menafsirkan pergumulan hidup kita melalui terang Firman-Nya, memecah-mecahkan roti kehidupan bersama kita, dan mengobarkan hati kita dengan api pengharapan yang tidak pernah padam.

Kiranya Tuhan Yesus Kristus yang bangkit dan berjalan bersama murid-murid ke Emaus juga menyertai perjalanan iman jemaat GMIT, memberkati pelayanan gereja, dan menjadikan kita semua saksi kebangkitan-Nya yang mengubahkan dunia, Amin. (DeW)

Catatan redaksi :

Semua isi materi baik berupa teks maupun foto yang dikirim, adalah tanggungjawab pengirim sepenuhnya. WartaNTT tidak bertanggungjawab atas isi dari materi. Redaksi berhak menyunting materi yang dikirimkan. Penyuntingan terkait  paragraph dan perbaikan ejaan tanpa mengubah isi.

 


KOMENTAR

Nama

23 T,1,3 tahun Jokowi-JK,3,4 Tahun,1,4 Tahun Jokowi-JK,15,Agama,2,aksi 313,12,Al Khaththath,1,Alor,3,Alrosa,7,alumni MAN Ende,1,AMAN Flobamora,1,AMAN Nusabunga,1,Anies,1,APBN,2,apel gelar pasukan,1,ASDP,1,ASF,1,Asian Games,6,Asian Para Games 2018,1,Asian Sentinel,1,Asing-Aseng,1,ASN,1,Babi,1,Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo - Flores,1,Bahasa Inggris,1,Bali,1,Bandara,1,Bandara H Hasan Aroeboesman,1,banjir,1,Bank Dunia,3,Banten,1,Bantuan,2,bantuan beras kapolri,1,bantuan rumah,1,bantuan sosial,1,Basarnas Maumere,1,batik,1,Bawaslu,1,Bawaslu Ende,1,BBM,15,BBM 1 Harga,3,Bela Negara,1,Belu,4,Bencana,4,Bendungan,1,Benny K Harman,1,Beragama,1,BI,5,Bilateral,1,Bisnis,1,Blik Rokan,1,Blok Mahakam,1,Blok Rokan,1,BLT,1,Blusukan,1,BMKG,3,BNPT,1,Bogor,1,BPJS,1,BPK,1,BPN,1,BPS,3,Budayawan,1,Bulog,3,Bulutangkis,2,BUMN,3,Bupati Ende,8,Buruh,3,Buya Syafi'i,1,camat nangapanda,1,CFD,1,Citilink,1,coklat gaura,1,coklit KPU,2,Covid-19,31,Cukai,1,Damai,1,dana desa,11,Dana Kelurahan,2,Danau Kelimutu,1,Deklarasi,2,demo sopir angkot,1,Denny Siregar,2,Desa Tiwu Sora,1,Dewan Masjid Indonesia,2,Dharma Lautan Utama,1,Dihapus,2,Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende,1,Divestasi,1,DIY,1,Djafar Achmad,4,Donggala,1,DPR,2,DPRD Ende,3,DPT,2,Dunia,1,Dusun Numba,1,E-KTP,2,Editorial,1,Ekonomi,256,Ekspor,1,Emak-Emak,1,Emas,1,Ende,235,Ende lio,1,Energi,9,ESDM,9,Esemka,1,Esports Indonesia,1,Esthon Funay,2,Fakta & Hoaks,2,fashion show,1,Festival Literasi,1,Festival Sandelwood,1,Festival Sepekan Danau Kelimutu,2,Festival Tenun Ikat,1,Final,1,Fitnah,1,FKMA,1,FKUB ENDE,1,Flores,234,flores timur,2,FPI,1,Freeport,8,Freeport Indonesia,6,Game of Thrones,1,Ganjar Pranowo,1,Gempa,9,Gempa NTB,9,Gempa. Tsunami,1,gereja lidwina,1,Gerindra,1,GMNI,4,GMNI Ende,1,GNPF MUI,1,Golkar,2,Golkar NTT,1,Guru Tidak Tetap Ende,1,Gus Dur,1,Habieb Rizieq,3,Haji,3,Hankam,4,Hanura,1,Hari Kesaktian Pancasila,1,Hari Lahir Pancasila,1,Hari Raya Idul Fitri,2,Hari santri,1,Hate Speech,3,Headline,1494,Hewan Kurban,1,Hiburan,12,HIV/Aids,1,HMI,1,HMI Ende,1,Hoaks,11,Hoax,14,HTI,49,Hukum,2,HUT HUT ke-73 Bhayangkara,1,HUT RI ke 73,2,HUT RI ke 74,4,HUT TNI,1,HUT TNI ke 73,1,Hutang,2,ICMI,2,Ideologi,18,Idul Adha,2,IMF,5,IMF-WB,1,Imlek,1,Indobarometer,2,Indonesia-RDTL,1,Industri,2,industri kreatif,3,Infrastruktur,153,Internasional,27,intoleransi,1,investasi,9,IPM,1,Iptu Yohanes Lede,1,Isra Mi'raj,1,istana,1,Isu Agama,1,Jalan Tol,1,Jawa,1,Jemaah Haji,1,jembatan Uma Sawa,1,Johan Fredikson Yahya,1,Jokowi,129,Jokowi-Ma'aruf,3,Juara,1,Julie Laiskodat,1,Jurnalisme,1,Jusuf Kalla,2,Kab Sabu Raijua,1,Kabupaten Kupang,6,Kabupaten Sumba Barat Daya,10,kades Jegharangga,1,Kadin,2,KAHMI,1,Kalimantan,1,Kampanye,7,Kampanye Damai,1,Kampus,2,kamtimbas,1,Kapolda NTT,1,Kapolri,2,Karel Lando,1,Karhutla,1,kasus pidana,1,Kawasan hutan industri,1,keamanan,17,Kebakaran,1,Keberagaman,4,Kedaulatan,1,KEIN,2,kejagung,1,Kelautan,4,Kemendagri,1,KEMENDES,1,Kemenkeu,1,Kementan,1,Kemiskinan,8,kepala daerah,1,Kepala Desa,2,Kerukunan,1,Kesatuan,1,Kesehatan,2,Khilafah,1,khitanan massal,1,KII,1,KKP,1,KNPI,1,Kodim 1602/Ende,8,Komunis,1,Korupsi,5,Korupsi E-KTP,1,Kota Kupang,33,KPK,4,KPU,1,KPU Kabupaten Ende,1,KPU NTT,1,KPUD Ende,1,Krisis,2,Krismon,1,KSP,4,KTT ASEAN,1,kupang,13,La Nyalla,1,lagi daerah Ende Lio,1,larantuka,2,LDII,1,lebaran ketupat,1,Lembata,574,Lingkar Madani,1,Listrik,9,Lomba Cipta Puisi,1,lomba pop singer,1,Lombok,3,Longsor,1,LSI,1,Luar Negeri,6,Luhut Binsar Panjaitan,1,Lukman Hakim,1,Maáruf Amin,5,madama,1,Madrasah Negeri Ende,1,Magepanda,1,Mahasiswa,3,Mahfud MD,2,makanan kadaluarsa,1,Makar,3,Maksimus Deki,1,Malaysia,1,Manggarai,5,Manggarai Barat,18,Manggarai Timur,5,Maritim,1,Masjid,1,masyarakat adat,1,Maxi Mari,1,Maxim,2,Medan,1,Media,1,Media Sosial,8,Medsos,2,Mendagri,3,Mendikbud,1,Menhan,2,Menhub,1,Menkeu,2,Menkopolhukam,1,Menlu,1,Mensi Tiwe,2,Mentan,1,Menteri Agama,1,Milenial,2,Mimbar Agama,1,Minyak,1,Minyak Goreng,1,Minyak Tanah,1,MK,2,Moeldoko,4,Moke,1,Mosalaki,1,MPR,2,MTQ,1,Mudik 2018,17,MUI,4,Muslim,1,muswil VIII Muhammadiyah NTT,1,Nagekeo,24,narkotika,1,nas,1,Nasional,1880,Nasionalisme,25,Natal dan Tahun Baru,3,Nataru,2,Nawacita,3,Ngabalin,2,Ngada,7,No Golput,1,NTB,3,NTT,11,NU,6,Nusa Tenggara Timur,11,nyepi,1,objektif,1,OECD,1,OJK,1,Olahraga,13,Ombudsman,1,onekore,1,operasi lilin,1,Operasi Turangga,2,Opini,214,Osis,1,Otomotif,2,OTT,1,outsourcing,1,Palestina,2,Palu,5,PAN,1,Pancasila,46,Pangan,5,Panglima TNI,1,Papua,25,Papua Barat,1,Paralayang,1,Pariwisata,4,Pariwisata Flores,1,paroki onekore,1,Partai Berkarya,1,Partai Gerindra,1,partai Perindo,1,Pasar,2,pasar modal,1,Paspampres,1,pekerja migran,1,Pekerja Migran Indonesia,1,Pekerjaan,1,Pelabuhan,1,Pelabuhan Sekosodo,1,Pelangi Nusantara,1,PELITA,1,pelukan,1,Pembangunan,2,pemilihan Wabup Ende,1,pemilu,2,Pemilu 2019,27,Pemilu 2024,10,Pencak Silat,1,Pendidikan,7,Pengangguran,3,Penguatan Pancasila,1,Perbankan,1,Perbatasan,7,Perdagangan,2,Perdamaian,1,Perhubungan,1,Perikanan,6,Perintis Kemerdekaan,1,Perlindungan Pekerja Migran,2,Perppu Ormas,8,Persatuan,6,persatuan bangsa,1,persatuan dan kesatuan,1,persatuan Indonesia,3,Persija,1,Pertamina,1,Pertanian,19,Pesantren,1,pesta demokrasi,1,Petani,1,Philipus Kami,1,Piala,2,Pidato Jokowi,1,Pilbup,1,Pileg 2019,1,pilkada,6,Pilkada NTT 2018,23,Pilkada NTT 2019,1,Pilkades,1,Pilkades Ende,1,PIlpres,3,Pilpres 2019,18,Pilres 2019,5,PKI,2,PKP,1,PKS,2,PLAN,1,Pluralisme,1,PMII,1,PMKRI,3,PNS,1,Poling,1,Politik,68,Polres Ende,8,Polri,3,Polsek Detusoko,1,PP Muhammadiyah,3,Prabowo,5,prakiraan cuaca,1,Pramono Anung,1,Presiden,2,Presiden Bank Dunia,1,Proyek Mangkrak,1,Proyek Pembangunan,1,Proyek Strategis,1,PT Asia Dinasti Sejahtera,2,PT Pratama Yahya Abadi,1,Pulau Saugi,1,pupuk,1,Puting Beliung,1,PWI,1,radikal,2,radikalisme,45,Ramadhan,4,Ratna Sarumpaet,2,RD SIPRI SADIPUN,1,RDTL,1,Regional,4,Registrasi SIM Card,1,Rekonsiliasi,10,Restorative justice,1,Reuni Alumni 212,4,RISSC,1,Rizieq Shihab,2,Rohingya,11,Rote Ndao,2,RRI Ende,1,RS Pratama Tanali,1,Rumah janda,1,Rupiah,12,Sabu,1,Sabu Raijua,62,Sandiaga Uno,1,SARA,7,SBY,2,SDA,1,SDM,1,Sejahtera,1,Sekjen PBB,2,Seleksi CPNS,1,Sengketa Lahan,2,seni,1,Sepak,1,Sepak Bola,3,serbuan vaksin maritim TNI AL,1,Sertifikat,3,Seskab,1,Setara Institute,1,Sidang Ahok,7,Sikka,134,Siklon tropis Seroja,1,sleman,1,SMA/SMK,1,Sontoloyo,1,SOSBUD,52,Sosial Budaya,82,Sri Mulyani,6,Sriwijaya SJ-182,2,Stadion Marilonga,1,Startup,1,STKIP Simbiosis,1,STPM St. Ursula,1,Subsidi,1,subversi,1,Sulawesi Selatan,1,Sulawesi Tengah,10,Sumba,83,sumba barat,6,Sumba Barat Daya,168,sumba tengah,44,Sumba Timur,18,Sumpah Pemuda,2,survei,3,Susi Pudjiastuti,2,Tanah,1,TBC,1,Teknologi,14,Tenaga Kerja,1,tenun,1,Ternak Tani,1,terorisme,9,TGB,2,Timor,13,Timor Tengah Selatan,49,Timor Tengah Utara,2,Tito Karnavian,1,Tjhajo Kumolo,1,TKI,1,TNI,2,Tokoh,2,Tol,3,Tol Suramadu,1,toleransi,2,tour de flores 2017,2,transparan,1,Transparansi,1,transportasi,9,Travel,7,Tsunami,8,TTU,1,Turki,1,Turnamen Futsal,1,Twitter,1,Uang NKRI,1,uang palsu,1,UI,1,Ulama,1,Umat,1,UMKM,1,Vaksin Covid-19,3,Vaksin Sinovac,2,Virus Babi,1,Wakil Bupati Ende,2,Walikota,1,Wapres,1,Wiranto,4,World Bank,2,World Peace Forum,1,Yenny Wahid,4,yogyakarta,1,Yohanes borgias Riga,2,zakat,1,
ltr
item
Warta NTT: Mensyukuri Perjalanan Yang Mengubahkan Bersama KRISTUS
Mensyukuri Perjalanan Yang Mengubahkan Bersama KRISTUS
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI2r1upvKZUFLkFx_Br_Ptk4wiPwsem4Iv-QoOY82_sEHtXL2pnGvdsrRhVuIEeGlKG1H8n3oSjV9C6BBj0ePH96xSVUfQ3TVF59uWedSbg8YtMiapVihlng0EkK-mDzpjERUl8FiODvwmopOFPEddbr5V7NZ6JJV9MlUCqzNv4oqoOuipT3VDh9TLbGI/s1600/IMG-20250419-WA0002.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI2r1upvKZUFLkFx_Br_Ptk4wiPwsem4Iv-QoOY82_sEHtXL2pnGvdsrRhVuIEeGlKG1H8n3oSjV9C6BBj0ePH96xSVUfQ3TVF59uWedSbg8YtMiapVihlng0EkK-mDzpjERUl8FiODvwmopOFPEddbr5V7NZ6JJV9MlUCqzNv4oqoOuipT3VDh9TLbGI/s72-c/IMG-20250419-WA0002.jpg
Warta NTT
http://www.wartantt.com/2025/04/mensyukuri-perjalanan-yang-mengubahkan.html
http://www.wartantt.com/
http://www.wartantt.com/
http://www.wartantt.com/2025/04/mensyukuri-perjalanan-yang-mengubahkan.html
true
7634889450117025147
UTF-8
Semua berita termuat Berita tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batal membalas Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua REKOMENDASI LABEL ARSIP CARI SEMUA BERITA Tidak ada berita yang sesuai dengan permintaanmu Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ hari yang lalu $$1$$ minggu yang lalu lebih dari 5 minggu yang lalu Pengikut Ikuti KONTEN INI PREMIUM Tolong bagikan untuk membuka Salin Semua Kode Pilih Semua Kode Semua kode telah disalin di clipboard-mu Tidak bisa menyalin kode, tolong tekan [CTRL]+[C] (atau CMD+C dengan Mac) untuk menyalin