WartaNTT.com, Sabu Raijua – 3 orang warga dari Dusun 2 Desa Eimau, Kecamatan Sabu Tengah, Kabupaten Sabu Raijua, menjadi korban peristiwa keributan dalam pengukuran tanah program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) sebanyak 200 bidang di lokasi ulayat Nadowu, Kamis (13/07/2023). Akibat dari kejadian ini ketiganya harus mendapatkan penanganan medis dari RSUD Menia.
3 warga desa Eimau
ini dipukuli oleh oknum warga yang kabarnya berasal dari desa Eilode yang hadir
di TKP.
Kades Eimau.,
Nathaniel Lodo Djara, juga dikabarkan menjadi korban pemukulan oleh warga
desanya sendiri karena dianggap tidak berpihak kepada warganya.
Sementara itu
informasi yang dihimpun WartaNTT, oknum personil Polres Sabu Raijua yang
terlibat pengamanan pengukuran tanah di lokasi, juga tak luput dari amukan
warga.
Camat Sabu Tengah,
Maxmilian L. Dally., yang dikonfirmasi WartaNTT, Jumat (14/07/2023) membenarkan
adanya kejadian ini.
“Akibat dari kejadian kemarin (13/7), pagi tadi (14/7) kami sudah
memanggil beberapa orang yang hadir di TKP untuk didengar informasi sehingga
dapat kami laporkan ke pak Sekda dan pak Bupati”.
“Kami sudah memanggil Sekdes Eimau dan Kasi Pemerintahan yang juga
berdomisili disana dan dituakan disana. Kami telah menyampaikan secara
kekeluargaan agar tolong menjaga situasi tetap kondusif sehingga tidak timbul
kejadian ikutan yang dapat merugikan kita semua”.
Dikonfirmasi WartaNTT, Camat Sabu Tengah sampaikan pihaknya tidak
mengetahui adanya pengukuran tanah di wilayah desa Eimau oleh ATR/BPN Sabu Raijua.
“Kami tidak dapat. Biasanya mereka langsung ke desa. Kami tidak dapat. Makanya
ada beberapa pengukuran itu, mereka lakukan sendiri”.
“Atas kejadian kemarin, saya langsung hubungi Kades Eimau menanyakan
kronologisnya”.
Maxmilian Daly juga berpesan kepada warga Sabu Tengah untuk dibicarakan
bersama sebelum ambil keputusan.
“Pesan saya kepada masyarakat Sabu Tengah untuk lebih arif dan bijaksana.
Kalau bicara soal tanah, apalagi pelepasan hak tanah untuk digunakan oleh
pemerintah maupun perorangan, sebaiknya dibicarakan baik-baik dan melibatkan
semua yang punya kewenangan untuk melepaskan hak itu, supaya jangan dikemudian
hari terjadi hal yang tidak kita inginkan bersama” tegasnya.
Sementara itu, kepala seksi pemerintahan Desa Eimau, Stevanus Wadu., yang
dikonfirmasi terpisah WartaNTT (14/07) menyayangkan kejadian yang terjadi.
“Saya sebagai Kepala Seksi Pemerintahan tidak terlibat di lapangan saat
pengukuran hari Kamis kemarin (13/7). Saat itu saya sedang di kantor. Informasi
adanya pengukuran saya dengar dari isteri saya yang kebetulan melihat rombongan
bergerak ke dusun 2”.
“Terkait dengan insiden pemukulan kemarin saya berada di lokasi, dimana
menurut keterangan dari warga sekitar yang melihat, bahwa yang memulai
pemukulan adalah orang dari desa Eilode yang dibawa bapak Kades Eimau ke lokasi”.
“Terkait 3 korban ini semuanya laki-laki dan sempat dirawat di RSUD
Menia. 2 orang sudah pulang kembali ke rumah atas nama Nimrod Hubi Mone, dan Dominggus
Djo Rate. Yang masih dirawat saat ini saudara Seprianus Hubi Mone”.
Ditanya langkah pemerintah Desa menyikapi kejadian ini, Stevanus
sampaikan telah melaporkan kepada Camat Sabu Tengah dan Sekda Sabu Raijua.
“Saya bersama pak Sekdes pagi tadi (14/7) ambil inisiatif bertemu dengan
bapak Camat melaporkan kisruh yang terjadi kemarin. Kemudian siang tadi kami datangi
kantor Bupati karena dipanggil untuk menghadap bapak Sekda”.
“Pak Sekda menerima kami dengan baik dan setelah kami sampaikan
kronologis, beliau berpesan agar kami sampaikan kepada warga dusun 2 Eimau
termasuk para korban, agar tidak adanya reaksi lanjutan sehingga situasi tetap
kondusif. Pak Sekda juga akan berusaha sehingga kejadian ini dapat di mediasi
secara baik” terangnya.
“Sebagai pemerintah desa tentu saya sangat menyayangkan adanya kejadian ini
karena kurangnya koordinasi, mediasi, yang sepertinya diabaikan begitu saja”.
“Warga dusun 2 prinsipnya sangat mendukung 100% program PTSL, namun
didahului dengan mediasi, duduk bersama sehingga tidak merugikan para penerima hibah
tanah dikemudian hari” ungkapnya.
Dirinya sampaikan “Harapan saya kepada semua warga desa Eimau agar
menahan diri, tidak boleh ada rencana-rencana ataupun tindakan yang dapat
merugikan diri sendiri dan juga melawan hukum. Situasi kondusif itu yang sangat
kita harapkan”.
“Kami akan tetap terus berkoordinasi dengan semua pihak sehingga semuanya
tetap dalam satu kesatuan tanpa terceraikan oleh kepentingan-kepentingan
pribadi” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kades Eimau yang dihubungi belum merespon. Informasi yang dihimpun WartaNTT, Kades Eimau telah melaporkan kejadian yang dialaminya (13/7) ke Polres Sabu Raijua. (Edw)
KOMENTAR