WartaNTT.com,
Sumba Tengah – Sejumlah tokoh di Kabupaten Sumba
Tengah baik eksekutif, legislatif dan tokoh agama berikan tanggapan terhadap
wacana pemerintah pusat menaikkan harga jual Pertalite dan Solar subsidi.
Wacana
kenaikan BBM jenis pertalite dan solar saat ini menjadi isu nasional, meskipun
presiden Jokowi dalam keterangannya di TMII Jakarta usai menghadiri pengarahan
KADIN Provinsi se-Indonesia, Selasa (23/8/2022) menyampaikan pemerintah tidak
akan terburu-buru dalam hal ini, akan berhati-hati sebelum membuat keputusan
sehingga tidak menurunkan daya beli masyarakat.
Wakil
Bupati Sumba Tengah, ir. Daniel Landa, yang ditemui WartaNTT di kediamannya,
Sabtu (27/08) berharap dilakukan kajian secara matang terhadap wacana kenaikan
BBM ini.
“Terkait
wacana kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar, tentu dengan melihat
kondisi saat ini mungkin perlu dipikirkan lagi, dengan mempertimbangkan
kemampuan daya beli masyarakat kita”.
“Jelas-jelas
akan menjadi beban tersendiri bagi masyarakat. Harapan kami dipikirkan sebaik mungkin
sehingga tidak menjadi beban warga kedepan”.
Dilanjutkannya
“Kalau dalam konteks daya beli masyarakat di Sumba Tengah, saya pikir masih
belum mampu untuk menjangkau jika terjadi kenaikan, sehingga perlu dipikirkan
lagi terhadap wacana ini”.
Jika
pemerintah tetap menaikkan, Daniel berharap dilakukan kajian secara mendalam.
“Jika
sudah menjadi keputusan pemerintah pusat (menaikkan harga), tentunya Pemerintah
daerah akan menyesuaikan, namun sebagaimana yang saya sampaikan tadi pasti akan
ada keluhan warga karena merasa terbeban, sehingga perlu dikaji kembali” ucap
Wakil Bupati.
Senada
dengan Pemkab, Ketua DPRD Sumba Tengah, Drs. Tagela Ibisona, kepada WartaNTT,
Senin (29/8/2022) berharap faktor daya beli masyarakat menjadi pertimbangan
pemerintah pusat sebelum menaikkan harag BBM.
“Sebagai
wakil rakyat, tentu kami mencoba mencermati, mengamati dan mendalami apa
maksud, arti dan makna dari upaya pemerintah pusat untuk menaikkan harga BBM”.
“Secara
prinsip tujuannya baik, untuk pelayanan secara nasional dalam mengatasi
ketimpangan berbagai hal yang bakal terjadi dalam pembangunan negara dan bangsa
ini”.
“Namun
jika dikaitkan dengan kondisi warga di wilayah Sumba Tengah, ini berada dalam
hal yang sulit, karena jika melihat tingkat kemampuan ekonomi masyarakat ini
memang sangat-sangat riskan”.
“Transportasi
menjadi sarana utama masyarakat dalam ikut bekerja, berjuang dan membangun
rumah tangganya sendiri. Dengan wacana kenaikan harga BBM tentu masalahnya pada
kemampuan untuk membeli. Ini kondisi riil masyarakat Sumba Tengah” tuturnya.
“Saya
kuatir aktivitas dari masyarakat kecil yang sangat bergantung kepada BBM masih
berjalan seperti sekarang ini atau tidak".
Tagela
Ibisona juga menyampaikan harapannya.
“Harapan
saya sebagai wakil rakyat, kalaupun naik, ada dalam batasan yang
memperhitungkan kemampuan daya beli masyarakat paling kecil sehingga tidak
stagnan dalam aktivitas perekonomiannya, kemudian mungkin juga (kenaikan BBM) bisa
diterapkan di wilayah-wilayah yang dianggap kemampuan ekonomi masyarakatnya
sudah cukup baik. Sehingga kenaikkannya tidak secara merata namun menggunakan pendekatan
kluster wilayah”.
“Sebagai
pemerintah kita tentu mengakui, mengerti dan paham dengan apa yang menjadi
maksud pemerintah pusat, namun sebagai wakil rakyat dimana saya tahu betul kondisi
rakyat yang seperti ini. Saya takutkan proses usaha ekonomi mikro masyarakat macet
dan terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan secara nasional” ujar Ibisona.
Sementara itu Ketua BPMJ GKS Jemaat Waibakul, Pdt. Rambu R. Wagi, S.Si-Teol, yang dihubungi Senin siang (29/8) melalui voice note WhatsApp yang diterima WartaNTT juga menyampaikan tanggapannya.
“Berkaitan
dengan rencana pemerintah Indonesia menaikkan harga jual BBM subsidi jenis
Pertalite dan Solar, sampai titik ini kita percaya bahwa sejumlah pilihan pasti
tengah dipertimbangkan pemerintah guna mencegah pembengkakan subsidi BBM yang
ada”.
“Kalau
dilihat berdasarkan berita beberapa waktu yang lalu, dengan APBN yang telah
disiapkan pemerintah berada dalam lonjakan yang cukup besar dimana juga
dipengaruhi oleh lonjakan tingkat global terkait kenaikan minyak dunia”.
“Bagi
kami selaku tokoh agama, kami berharap pemerintah dapat mengkalkulasi segala
sesuatu dengan baik, artinya harus berhati-hati dengan berbagai pertimbangan
sebelum membuat keputusan soal kenaikan harga ini, karena tentu akan berdampak
kepada masyarakat secara luas”.
“Salah
satu hal yang harus diperhatikan pemerintah adalah daya beli masyarakat. Jadi
kondisi sosial ekonomi masyarakatpun harus dipertimbangkan”.
Pdt.
Rambu R. Wagi., juga berharap jika wacana kenaikan jadi dilakukan pemerintah, ada
perubahan pelayanan yang berkeadilan bagi masyarakat.
“Katakanlah
memang harus naik juga karena hal yang darurat untuk penyelamatan negara kita
ini, maka sebagai masyarakat, bangsa, bahkan juga gereja serta pemerintah yang
adalah mitra, harapan kami harus adanya pelayanan yang jauh lebih maksimal lagi”.
“Perlu
ada pengawasan yang ketat terhadap penyaluran BBM kepada masyarakat sehingga
tidak ada lagi kejadian penumpukan BBM yang dikelola dan dijual dengan harga
yang jauh lebih mahal oleh beberapa pihak”.
“Sehingga
BBM yang ada dan tersedia ini dapat dirasakan secara adil untuk semua
masyarakat. Tidak ada yang punya lebih kemudian menjual dengan harga yang lebih
mencekik lagi” harapnya.
“Suara
gembala saya kepada masyarakat khususnya kepada warga jemaat, mari kita tetap
tenang sambil kita menanti wacana yang ada ini jika kemudian menjadi suatu
keputusan”.
“Kita
berharap yang terbaik yang akan diberikan pemerintah kepada seluruh
masyarakatnya dan kitapun harus percaya pemerintah yang adalah hamba Allah di
dunia ini juga akan memberikan pelayanan yang terbaik, tidak untuk kepentingan
seseorang, golongan atau lapisan tertentu saja tetapi untuk kepentingan seluruh
masyarakat dan bangsa Indonesia. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk keluar
dari gumul berat kita terkait kelangkaan minyak dunia yang memang sangat miris
ditengah kehidupan kita sebagai bangsa dan
Sementara
itu Pastor Paroki St. Klemens Katikuloku, Pater Laurensius Lino Maran, CSsR.,
hingga berita ini diturunkan belum berhasil ditemui WartaNTT. (Rcd)
KOMENTAR