WartaNTT.com, Ende -
Komisi III DPRD Kabupaten Ende kembali menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP)
dengan instansi mitra Komisi III yang merupakan instansi teknis dalam
penanganan penyebaran wabah Covid-19 pada hari Kamis (01/07/2021).
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Ende Vinsen Sangu di awal
RDP menyampaikan bahwa dalam rangka menyikapi berbagai persoalan yang terjadi
saat ini terkait penanganan terhadap penyebaran Covid-19 di Kabupaten Ende maka
dipandang perlu untuk dilakukan rapat dengan instansi terkait yang merupakan
mitra Komisi III.
Dikatakannya saat ini sedang terjadi lonjakan jumlah
masyarakat yang terpapar Covid-19, untuk itu dalam kesempatan RDP tersebut
Komisi III DPRD Ende juga mengundang Kepala Puskesmas Maurole dan Kepala
Puskesmas Watunggere serta Camat Maurole dan Camat Detukeli untuk boleh
memberikan testimoni terkait penanganan Covid-19 di wilayah kerjanya
masing-masing.
Menurutnya di Kecamatan Maurole terjadi lonjakan jumlah
terpapar Covid-19 yang sangat signifikan dan di Kecamatan Detukeli terjadi
peristiwa pemulasaran jenazah pasien Covid-19 yang tidak sesuai standar yang mana jenazah dimakamkan hanya
dengan terbungkus terpal.
"Iya, pada kesempatan RDP kali ini selain kita
mengundang OPD yang merupakan mitra kami, juga kami mengundang dua Kapus yakni
Kapus Maurole dan Watunggere, untuk boleh memberikan testimoni kepada kita
terkait penanganan terhadap pasien terpapar Covid di sana. Kalau Maurole itu
kita lihat ada peningkatan tajam menyaingi beberapa kecamatan dalam kota,
sedangkan di Detukeli seperti kita ketahui ada peristiwa yang menjadi viral
beberapa hari belakangan dimana jenazah pasien dimakamkan hanya dengan
dibungkus terpal,"
ucap Vinsen.
Menanggapi hal tersebut anggota Komisi III DPRD Ende Mahmud
Jegha menyampaikan harapannya agar Satgas
Penanganan Covid-19 tingkat kabupaten tidak lepas tangan dengan
persoalan yang terjadi di kecamatan dan desa terkait penanganan Covid-19.
Dirinya meminta agar posko Satgas Penanganan Covid-19 di kecamatan dan
desa kembali diaktifkan mengingat meningkatnya jumlah pasien terpapar yang
menyebar hampir di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Ende.
"Gugus tugas jangan lepas tangan dengan apa yang
terjadi di Kecamatan. Kasihan, kita harapkan untuk aktifkan posko Satgas di kecamatan. Nurani harus tergerak
bahwa yang meninggal adalah manusia bukan yang mati adalah binatang" tegas Mahmud.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi III DPRD Ende
Sipri Pendi menyampaikan kekecewaannya terhadap penanganan Covid-19 yang
dilakukan pemerintah. Menurutnya Satgas
Penanganan Covid-19 tingkat kabupaten hanya fokus pada wilayah
perkotaan, sementara situasi hari ini wabah ini sudah menyebar ke seluruh
wilayah Kabupaten Ende.
Dikatakannya ketika angka terpapar meningkat sesungguhnya
pemerintah sedang gagal menangani Covid-19. Untuk itu dirinya meminta agar setiap
diskusi yang dilakukan di lembaga
terhormat DPRD Kabupaten
Ende harus ditindaklanjuti oleh pemerintah. Menurutnya dari apa yang
disampaikan tenaga kesehatan di
Puskesmas ada hal yang disembunyikan karena takut terhadap atasan maka dirinya
meminta agar Satgas
melakukan
pengecekan hingga ke desa
terkait
apa saja yang dibutuhkan.
Anggota DPRD Asal Maukaro tersebut meminta agar tegas
terhadap masyarakat yang antipati terhadap himbauan pemerintah untuk taat menjalankan protokol kesehatan
dengan tindakan yang berdampak pada efek jera.
"Ketika angka yang terpapar meningkat sesungguhnya kita
sedang gagal, ada hal yang disembunyikan karena sebenarnya mereka takut
menyampaikan maka menyisirlah ke desa, jujur pemberlakuannya sudah tidak
seimbang antara kota dan desa, harap setiap diskusi direalisasikan jangan habis
di diskusi karena ini forum terhormat. Harus ada upaya lebih, tidak bisa hanya berpasrah dengan sikap
masyarakat. Harus lebih tegas bila perlu ada efek jera, APD harus disiapkan
termasuk ada kantong mayat. Pemerintah harus serius tangani Covid ini, karena
angkanya sekarang meningkat tajam,"
kata Sipri.
Sementara itu Kepala
Puskesmas Maurole dan perwakilan
Kepala Puskesmas
Watunggere pada kesempatan RDP menyampaikan keluhan yang sama terkait kurangnya
ketersediaan APD seperti masker bedah dan APD lainnya di Puskesmas
masing-masing.
Keduanya meminta agar keluhan ini dapat ditindaklanjuti
mengingat kebutuhan tracing di
wilayah kerjanya masing-masing semakin tinggi yang tentunya membutuhkan
ketersediaan APD yang banyak.
Selain itu perwakilan Kepala Puskesmas Watunggere juga memberikan
klarifikasi terkait kronologi yang terjadi di Desa Kanganara perihal jenazah Covid-19 yang
pemulasarannya tidak sesuai dan viral di berbagai media.
Pada RDP tersebut Komisi III DPRD Ende belum menghasilkan
rekomendasi untuk ditindaklanjuti pemerintah karena RDP akan dilanjutkan pada
hari Senin mendatang (05/07/2021)
dengan menghadirkan Satgas
Penanganan Covid-19
Kabupaten Ende.
Dalam RDP
tersebut tampak hadir Kepala
BPJS Cabang Ende
Joys Karman Nike Palupi,
kemudian beberapa anggota Satgas Penanganan Covid-19 tingkat kabupaten yakni Kepala
Dinas Sosial Kabupaten Ende Marmi Kusuma, Plt. Kadis Kesehatan Kabupaten Ende
Vitalis Kako dan Plt.
Kepala BPBD Kab. Ende Ida Mite. (FR)
KOMENTAR