WartaNTT.com, LEMBATA – Bupati Lembata, Eliaser Yentji
Sunur, didampingi Ketua DPRD dan Kapolres Lembata hari ini, Senin (05/04/2021)
pantau pembersihan material banjir di wilayah Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Akibat akses
jalan yang masih terputus di Desa Jontona, Kec. Ile Ape Timur, akhirnya Bupati
dan rombongan harus memutar arah kembali ke wilayah Kec. Ile Ape. Padahal akses ini baru juga diperbaiki oleh alat berat yang bergerak menuju Desa Lamawolo beberapa jam sebelumnya, namun aliran air disertai material lumpur akibat hujan di puncak Ile Lewotolok kembali memutus timbunan badan jalan tersebut sehingga kendaraan roda 4 tidak dapat melintas.
Pantauan
WartaNTT, pemandangan pilu terjadi sepanjang melintasi jalan mulai dari Desa
Waowala menuju Desa Tanjung Batu dan Desa Amakaka, yang terletak berdampingan
dimana 3 desa ini cukup terdampak akibat peristiwa banjir disertai guguran material
kayu dan batu berukuran besar yang meluluhlantakan rumah-rumah warga termasuk
beberapa fasilitas publik, Minggu dini hari (04/04).
Nampak
aktivitas sebagian warga yang masih bertahan dibantu tim evakuasi dari unsur TNI-Polri,
PMI, PRB dan unsur terkait lainnya lakukan pembersihan rumah secara manual dan pencarian
anggota keluarga yang diduga tewas dibawah puing-puing rumah serta timbunan
material lumpur dan batu gunung.
Perjalananpun
melintasi Desa Lamawara, Desa BungaMuda, dan Desa Napasabok yang berbatasan
langsung dengan Desa Lamagute-Kec. Ile Ape Timur.
Akses jalan antara Desa Napasabok menuju Desa Lamagute baru saja selesai diperbaiki alat berat (excavator), sehingga memudahkan rombongan melintasi bekas aliran banjir dimana batu berukuran besar berhamburan disepanjang jalan di pinggir tebing pantai. Sementara dari arah gunung terdengar hembusan angin yang kencang dan terlihat kabut tebal selimuti Ile Lewotolok yang masih menunjukkan aktifitas erupsinya sejak 27 November 2020 lalu.
Perjalanan
berakhir di Dusun Waimatan-Desa Waimatan yang terdampak longsoran cukup parah,
dimana sebanyak 22 orang dari 25 warga dusun tersebut masih tertimbun reruntuhan
tanah dan bebatuan berukuran besar. Longsor yang terjadi Minggu dini hari
(04/04) juga memutus total akses jalan dari dusun Waimatan menuju dusun Kelar,
bagian dari Desa Waimatan yang juga terdampak material batu akibat luapan
banjir yang terjadi.
Upaya
pencaharian manual yang dilakukan aparat keamanan bersama tim evakuasi sejak 4
April hingga siang hari tadi (05/04) telah menemukan 3 jenazah yang tertimbun
longsor.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dalam keterangannya kepada awak media yang hadir di lokasi menegaskan prioritas saat ini pada upaya evakuasi dan pencaharian para korban.
“Korban meninggal yang sudah ditemukan akibat bencana baik di Ile Ape dan Ile Ape Timur sudah 13 orang ditambah 1 orang di Omesuri jadi sudah 14”.
“Sementara yang masih hilang dalam upaya pencaharian di lokasi yang tertimbun, di Desa Waimatan ini sendiri ada 22 orang, di Desa Amakaka ada 18 orang, sementara di Desa Leudanung-Kec. Omesuri ada 2 orang sehingga masih ada 42 jenazah yang belum ditemukan dan masih dalam upaya pencaharian. Untuk Desa Tanjung Batu dan Desa Waowala, saat ini belum ada informasi penambahan korban”.
“Untuk Desa Waimatan prioritas kita mengevakuasi korban yang hidup, yang sakit dan pencarian korban yang hilang. Sedang dilihat oleh tim, direncanakan mulai besok (6/04) alat berat sudah bisa masuk dilokasi ini”.
“Lokasi ini sudah tidak bisa lagi dihuni, masyarakat harus direlokasi, harus dipaksakan untuk kesana (relokasi) tidak bisa tidak” ujarnya.
Sementara itu data publikasi Dinas Kominfo
Lembata keadaan 5 April Pukul 21.00 WITA, jumlah korban meninggal yang telah
ditemukan di wilayah Ile Lewotolok sebanyak 13 orang dengan sebaran 6 asal Desa
Amakaka, 2 asal Desa Tanjung Batu, 2 asal Desa Lamawolo dan 3 orang asal Desa Waimatan.
Data ini belum
termasuk informasi yang beredar dimana terdapat 1 warga Desa Waowala yang juga telah
dikebumikan keluarganya kemarin (04/04), dan 1 warga Desa Leudanung-Kec. Omesuri
yang telah dikebumikan akibat longsor kemarin.
Informasi yang dihimpun WartaNTT pula, hingga sore tadi (05/04) upaya pencarian 2 warga Desa Leudanung-Omesuri yang masih dinyatakan hilang terkubur longsor belum juga membuahkan hasil, dimana tim evakuasi bersama warga masyarakat harus bekerja ekstra keras secara manual untuk memindahkan bongkahan batu berukuran besar dan lumpur ditengah guyuran hujan yang turun tidak menentu. (Kris Kris)
KOMENTAR