WartaNTT.com, LEMBATA –
Sejumlah tokoh lintas agama asal Kabupaten Lembata nyatakan dukungan terhadap pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 yang akan berlangsung di Lembata, Februari mendatang.
Selain
menyampaikan dukungannya, para tokoh agama juga berpesan agar Pemkab serius laksanakan sosialisasi secara detail termasuk kejadian ikutan
pasca imunisasi (KIPI) kepada semua warga tanpa kecuali, tidak saja hanya kepada tokoh agama atau stakeholder
terkait. Bahkan mereka minta agar kepala daerah bersama DPRD dan forkopimda
juga berani untuk divaksin pertama kali.
Ditemui WartaNTT, Senin (25/01/2021) pimpinan
Dekenat Lembata, Pastor Sinyo
da Gomez, Pr., sampaikan vaksinasi merupakan program nasional yang dijalankan
pemerintah daerah.
“Kami tentu beri
apresiasi kepada Pemkab
Lembata yang sudah kumpulkan tokoh agama dan stakeholder lainnya dalam kegiatan
sosialisasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 beberapa waktu lalu”.
“Memang ada pro kontra yang beredar di medsos terkait vaksinasi, termasuk saya juga
awalnya masih ada keraguan, namun
berdasarkan penjelasan pihak medis dalam kegiatan sosialisasi tersebut saya mengetahui banyak hal dimana disampaikan vaksin Sinovac punya efek samping yang lebih
rendah
dibanding vaksin jenis lainnya”.
“Oleh karena itu kami akan ikut bersama mensosialisasikan khususnya kepada umat. Dekenat Lembata siap mendukung program
pemerintah”.
Romo Deken melanjutkan
“Yang perlu kita waspadai bersama saat ini, warga mulai anggap enteng
Covid-19 padahal kasus semakin meningkat. Sehingga lewat kesempatan ini saya himbau agar kita semua patuhi protokes 5M. Pemerintah tentu tidak akan susahkan masyarakat” imbuhnya.
Ketua majelis GBI Rock Ministry-Lewoleba, Pdt. Ferdi Laimeheriwa, S.Th kepada WartaNTT (25/01) berharap
Pemkab Lembata lebih intens sosialisasikan manfaat dan efek samping vaksinasi
yang akan dilakukan guna meminimalisir keraguan warga atas informasi hoax yang
beredar.
“Prinsipnya saya selaku tokoh agama mendukung, dengan catatan perlu diberikan sosialisasi
yang intens sehingga masyarakat paham dengan vaksin yang akan diberikan”.
“Saya melihat masih ada keraguan warga untuk divaksin akibat pemberitaan atau video
yang beredar di medsos bahwa vaksin menyebabkan kejang-kejang
dan hal lainnya. Meskipun hoax, namun berita tersebut sudah beredar luas sehingga masyarakat awam semakin ragu-ragu untuk divaksin”.
“Saya harap perlu sosialisasi secara luas dan detail kepada semua kalangan masyarakat terhadap manfaat dan efek sampingnya. Jika tidak mendapatkan informasi yang cukup
jelas maka wajar orang bertanya-tanya. Sejauh ini belum ada langkah sosialisasi
intens yang dilakukan Pemkab”.
“Tokoh agama tetap akan menghimbau, namun
Pemkab bersama nakes juga harus sosialisasikan sehingga berjalan 2 arah” terangnya.
Senada dengan Pdt. Ferdi, Ketua Majelis GMIT
Solafide-Lewoleba, Pdt. Imanuel Talan, S.Th juga harapkan sosialisasi intens
dilakukan.
“Kita bersyukur kepada Tuhan karena setelah
hampir setahun kita bergumul dengan pandemi Covid-19 ini, Tuhan buka jalan melalui para ilmuwan dan BPOM sehingga vaksin dapat ditemukan dan diedarkan meskipun masih ada prokontra ditengah
masyarakat terhadap berbagai hal”.
“Adanya sikap prokontra saya anggap masih dalam batas yang wajar. Sebagai
orang beriman kita berdoa agar semua proses berjalan dan kita di NTT dapat
ditolong, mengingat khususnya di Kota Kupang saja situasinya sedang kritis. Kita berharap vaksin ini menolong kita dalam
situasi yang sulit”.
Dilanjutkannya “Perkembangan
iptek memudahkan orang mengakses informasi dari berbagai sumber, namun banyak informasi hoax yang tersebar dan menimbulkan kegaduhan”.
“Saya harap Pemkab giatkan sosialisasi kepada semua
masyarakat selain sosialisasi yang diberikan kepada stakeholder beberapa waktu
lalu, sehingga keraguan warga dapat dieliminir dan proses vaksinasi berjalan pada waktu yang
direncanakan”.
“GMIT pada prinsipnya mendukung langkah
pemerintah secara nasional terhadap program vaksinasi Covid-19 ini” ujarnya.
Sementara itu Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia
(PHDI) Kab. Lembata, I Putu Sumantara yang dihubungi WartaNTT (25/01) juga
menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Lembata.
“Saya selaku pribadi sangat mendukung pelaksanaan
vaksinasi Covid-19, dan kedepannya saya berharap segenap lapisan masyarakat
Lembata juga dapat mengambil bagian dalam vaksinasi Covid-19 ini” ujarnya.
Sebelumnya, dalam sosialisasi pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 yang digelar Dinkes Lembata, Kamis (21/01) Ketua MUI
Lembata, H. Muhammad H. Mahmud, Lc., juga menyampaikan dukungannya terhadap
vaksinasi Covid-19 sebagaimana tertuang dalam Fatwa MUI nomor 02 tahun 2021.
“Dalam ketentuan hukum Fatwa MUI tentang Vaksin
Covid-19 produksi Sinovac Life Science Co.Ltd. China dan PT. Bio Farma
(Persero) hukumnya suci dan halal”.
“Vaksin Covid-19 sebagaimana diatas, boleh digunakan
untuk umat islam sepanjang terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan
kompeten” ujarnya saat itu.
Ditambahkannya “MUI
Kabupaten
Lembata memberikan dukungan penuh kepada pemerintah untuk lakukan vaksinasi
kepada masyarakat dengan berpedoman pada Fatwa MUI”.
Senada dengan MUI Lembata, pengurus daerah
(PD) Muhammadiyah Lembata dan NU Lembata sebagai ormas Islam terbesar kepada WartaNTT, Senin (25/01)
juga sampaikan dukungan terhadap pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Said Kopong, Ketua PD Muhammadiyah Kab.
Lembata mengutarakan “PD
Muhammadiyah Lembata satu kesatuan pandangan dengan pimpinan wilayah maupun Pengurus Pusat Muhammadiyah, bahwa upaya pemerintah untuk
melaksanakan vaksinasi merupakan ikhtiar bersama mendapatkan kemaslahatan”.
“Dalam kitab suci Al-Qur'an disebutkan bahwa semua penyakit yang diturunkan oleh Allah, itu
juga ada obat atau penawarnya yang disiapkan oleh Allah, sehingga ini juga
merupakan bagian dari usaha. Diharapkan
setelah ini aktivitas kembali berjalan normal baik aktivitas pemerintahan,
kemasyarakatan, pembangunan, dan sosial keagamaan”.
“PD Muhammadiyah Lembata sangat mendukung vaksinasi Covid-19 ini. Saat proses pengadaan vaksin, pimpinan pusat dan wilayah Muhammadiyah mengharapkan komisi Fatwa MUI memperhatikan aspek halal haramnya, dan Alhamdulillah ternyata sudah melalui kajian MUI dan BPOM”.
“Sebagai Ketua PD Muhammadiyah, saya sangat siap untuk divaksinasi di tahap-1 apabila memenuhi
syarat kesehatan” ujarnya.
Ditambahkannya “Covid-19 ini nyata ada bahkan kalau mau
dikatakan virus ini sangat dekat disekitar kita, sehingga kita harus lebih disiplin patuhi protokes 5M. Ini harus menjadi perhatian bersama, karena
kita tidak melihat wujud virus ini sehingga tidak menutup kemungkinan orang-orang yang
berinteraksi dengan kita menjadi carrier (pembawa)”.
Sementara itu Ketua NU Kab. Lembata, Mochtar Sarabiti, yang dihubungi WartaNTT (25/01) juga harapkan kepala daerah ikut serta
dalam tahap-1 penerima vaksin Covid-19 sebagaimana yang dilakukan Presiden
Jokowi belum lama ini.
“Prinsipnya NU Lembata mendukung sepenuhnya
program pemerintah, sekaligus NU akan terus menghimbau umat islam dan warga
nahdliyin Lembata untuk mengikuti secara baik vaksinasi Covid-19 yang akan dilakukan”.
“Saya minta agar vaksinasi tahap-1 diikuti Bupati, Wakil Bupati,
Ketua dan anggota DPRD, pimpinan OPD dan Camat termasuk pimpinan Ormas sebagai
contoh bagi masyarakat dan tidak menimbulkan keraguan warga. Bupati dan Forkopimda harus lebih dulu
divaksin sebagai contoh bagi masyarakat sebagaimana yang dilakukan bapak Presiden” tegasnya.
“Kemudian saya minta Pemkab berkoordinasi dengan Polres agar seluruh informasi hoax terkait vaksinasi yang tersebar di medsos dapat ditertibkan. Polres perlu tingkatkan pengawasan terhadap medsos dan grup-grup WA yang ada. Kemudian juga saya harapkan desinfektan tetap dilakukan di tempat-tempat ibadah. Pemerintah bekerjasama dengan pengurus setiap rumah ibadah yang ada” ujarnya menambahkan. (Kris Kris)
KOMENTAR