WartaNTT.com, LEMBATA –
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, didampingi jajaran forum koordinasi pimpinan
daerah (Forkopimda) Lembata bersama pimpinan OPD terkait, temui warga Desa
Kecamatan Ile Ape Timur, Selasa (12/01/2021) pasca proses reevakuasi para pengungsi
erupsi gunung Ile Lewotolok sejak 3 Januari lalu.
Sebelumnya, Satgas Tanggap Darurat erupsi Ile
Lewotolok telah pulangkan warga asal 15 Desa dari 2 Kecamatan (Minggu, 3/01) dimana
hingga saat ini warga Desa Jontona-Kec. Ile Ape Timur masih berada di posko
utama pengungsian dan sebagian besar berada di rumah keluarga yang tersebar di Kota
Lewoleba (pengungsi mandiri).
Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati Lembata bersama
rombongan berdialog dengan warga yang ditemui baik di rumah-rumah maupun di
beberapa titik pertemuan, menanyakan kondisi kesehatan serta kendala yang masih
dihadapi pasca reevakuasi.
Pantauan WartaNTT, kunjungan tersebut berawal dari
Desa Todanara di Kec. Ile Ape Timur hingga Desa Lamawara-Kec. Ile Ape. Sesuai informasi
yang diterima satgas tanggap darurat, sebagian
rumah warga 3 Desa di Kec. Ile Ape (Desa Bungamuda, Lamawara dan Amakaka) terdampak
kerusakan atap saat erupsi eksplosif 29 November lalu.
Kepada awak media, Yentji Sunur sampaikan kegiatan
yang dilakukan saat ini untuk mendengar informasi dari warga, memastikan proses
adaptasi yang dilakukan dan memastikan upaya pengendalian penyebaran Covid-19
tetap berjalan.
“Kita mau lihat dan dengar
laporan warga pasca reevakuasi, dimana
rata-rata tadi sampaikan soal keterbatasan
air bersih dan rawan pangan
akibat mereka tidak maksimal untuk berkebun, bukan gagal
panen, sekalipun daerah ini punya potensi gagal panen
dari tahun-ke tahun. Tetapi ini tidak, karena ruang untuk mereka berkebun sangat
dibatasi karena ada rekomendasi agar aktivitas warga dibatasi pada radius tertentu”.
“Kita juga mau pastikan mental
mereka karena masih terdengar gemuruh dan terlihat lontaran lava pijar. Rata-rata
warga sudah bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada sehingga aktivitas mereka kembali
pulih menuju normal”.
“Kemudian kita juga memastikan bahwa upaya pencegahan
dan pengendalian Covid-19 dimasa erupsi tetap
berjalan di 2 Kecamatan ini” ujarnya.
Ditanya lanjut soal penanganan pemulihan bagi pengungsi
pasca reevakuasi, dijelaskan Bupati Lembata, ada mekanisme yang harus dilalui
pemerintah dalam proses mengeluarkan anggaran.
“Karena ini bukan masuk keadaan darurat namun masuk dalam
masa rehabilitasi rekonstruksi sehingga kita perlu lagi meneliti semua laporan
yang masuk beserta dokumentasi sehingga tim turun melihat kerusakan yang
terjadi apakah benar akibat erupsi atau bukan. Jika kerusakannya bukan karena
dampak erupsi maka tidak ditangani pemerintah dalam rehab-rekon namun lewat
bantuan jenis lainnya”.
“Tadi juga saya lihat kerusakan atap rumah warga yang
berada di pinggir jalan banyak yang sengnya sudah keropos, karatan semua
sehingga berlubang”.
“Nanti dari hasil identifikasi tim ahli pemerintah yang
kita utus besok (13/01), kita akan atur skema pembiayaannya. Pemerintah punya
uang namun proses mengeluarkan uang itu ada aturannya yang kita harus
dudukan benar sehingga tidak timbul masalah lain”.
“Untuk pengungsi asal Desa Jontona, kita masih
menunggu rekomendasi dari PVMBG melalui pos pengamatan Ile Lewotolok”
terangnya.
Sementara itu Kalak BPBD Lembata, Thomas Tip Des Lelangrian, yang
ditemui WartaNTT secara terpisah menyampaikan masa perpanjangan tanggap darurat bagi
pengungsi asal Desa Jontona sejak 10 s/d 23 Januari.
“Kami terus bangun komunikasi dan koordinasi dengan
pihak pos pengamatan gunung api (PPGA) dimana informasi terupdate yang kita terima bahwa intensitas kegempaan berkurang”.
“Pemkab
Lembata juga belum lama ini sudah ajukan proposal bantuan
anggaran kepada BNPB di Jakarta yang dibawa langsung oleh pak bupati didampingi pak sekda
dan Kabid rehab-rekon BPBD, dimana saat ini kita masih menunggu jawaban BNPB”
ujarnya.
Senada dengan Tip Des, Kabid rehabilitasi dan rekonstruksi BPBD Lembata, Polikarpus Pito Kaona, ST kepada WartaNTT juga sampaikan beberapa waktu lalu telah ajukan proposal ke BNPB untuk bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dengan beberapa item kegiatan yang akan dilakukan di wilayah lingkar gunung Ile Lewotolok meliputi Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. (Kris Kris)
KOMENTAR