Sekda LEMBATA Klarifikasi Soal Rapid Test

WartaNTT.com, LEMBATA – Sekda Lembata, Paskalis Ola Tapobali, selaku Ketua Pelaksanan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kab. Lembata, klarifikasi soal hasil Rapid Test pelaku perjalanan inisial P1, dikarenakan menimbulkan simpang siur informasi yang beredar di masyarakat bahwa yang bersangkutan positif Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Paskalis dalam konferensi pers di halaman Kantor Bupati Lembata, Rabu (15/4/2020), usai melaksanakan Rapat Evaluasi Gugus Tugas Covid-19 dihadiri seluruh personil gugus tugas.

Kepada sejumlah awak media, Sekda Lembata mengatakan “Hasil rapid test atau tes cepat belum bisa membuktikan seseorang dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Perlu dilakukan pemeriksaan Swab. Hasil rapid test ini belum pasti" ujarnya.

Dirinya juga prihatin dengan adanya informasi penolakan dan stigmatisasi terhadap keluarga dan orang-orang yang pernah berkontak fisik dengan P1.

"Seharusnya kita jangan vonis mendahului medis dan jangan menjustice Pelaku Perjalanan tersebut dulu. Kita berharap di Lembata masih aman”.

“Gugus Tugas sudah arahkan semua orang yang terdata dan pernah berkontak dengan P1 agar jalani karantina mandiri sesuai protokol kesehatan dibawah pengawasan gugus tugas. Saat ini, terdata 23 orang yang menjalin kontak fisik dengan P1”.

Dirinya menambahkan “Saya juga dapat laporan bahwa orang-orang yang dianggap pernah duduk bersama-sama dengan yang bersangkutan (P1), mengalami tekanan psikis akibat perlakuan yang mereka terima dari warga sekitar. Ada yang mau membeli sesuatu di kios, namun pemilik kios minta harus letakkan uangnya di tanah, kemudian pemilik kios membungkus tangan lalu mengambil uang tersebut”.

“Saya himbau agar masyarakat tidak panik namun tetap waspada serta selalu menggunakan masker, rajin cuci tangan dan selalu mengikuti arahan pemerintah. Masyarakat agar tidak memberi stigma berlebihan baik kepada yang terindikasi terpapar Covid-19, maupun mereka yang diketahui sebelumnya pernah melakukan kontak dengan yang terindikasi” ujar Sekda Lembata.

Senada dengan Sekda Lembata, Kadis Kesehatan Lembata, dr. Lucia Sandra Gunadi Anggrijatno selaku Jubir Covid-19 mengatakan “Setelah pasien menjalani rapid test, tim medis akan mengambil sampel lendir dari belakang hidung atau tenggorokan dengan metode SWAB kemudian dibawa ke laboratorium di Surabaya untuk diperiksa dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memastikan positif Covid-19 atau tidak”.

"Yang rapid positif juga belum tentu positif Covid, sehingga perlu pemeriksaan lanjutan. Jika hasilnya negatif setelah Rapid Test, juga tidak berarti negatif Covid-19" ujarnya. (Kris Kris)