wartantt.com -- DUKUNGAN penuh datang dari Organisasi Islam
terbesar di Indonesia bernama NU (Nahdlatul 'Ulama). Bahkan, NU siap
pasang badan bagi siapapun yang mencoba gagalkan Pelantikan Presiden dan
Wakil Presiden
Indikasi akan adanya upaya penggagalan pelantikan orang nomor
satu di Indonesia ini agaknya kian menjadi perhatian. Pasalnya, ormas
yang berdatangan mengulurkan tangan bersiap pasang badan. Bahkan,
sebagai lembaga organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU menyatakan
pula siap untuk turun tangan. Jika terdapat pihak-pihak yang macam-macam
dengan prosesi ini, maka akan berhadapan langsung dengan NU. Pihaknya
dengan tegas akan mengawal prosesi inaugurasi ini agar berjalan lancar
dan baik.
Proses
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden ini ialah puncak dari pesta
demokrasi (Pemilu) tahun 2019 ini. Pelantikan juga merupakan sebuah
amanat rakyat yang harus dilaksanakan. Meski tak dipungkiri akan selalu
ada pihak yang kontroversial, namun bagi pendukung Jokowi, momentum ini
adalah saat-saat yang dinanti. Bukan hanya datang dari masyarakat sipil
namun juga pejabat tinggi hingga wakil aliansi. Mereka siap bersatu padu
guna memberikan pengawalan acara inaugurasi orang nomor satu di
Indonesia ini.Salah satu contoh dukungan nyata ialah saat sekitar 500-an orang yang ikut tergabung ke dalam Koalisi Masyarakat Banyumas Pembela NKRI, tengah menggelar aksi unjuk rasa di Alun-alun Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah. Ditengarai aksi damai tersebut diikuti oleh beberapa punggawa besar ormas Islam termasuk NU, Pagar Nusa, Anggota Banser Ansor serta elemen NU lainnya. Aksi tersebut diawali oleh beragam orasi yang mana kemudian ditutup dengan seni teatrikal.
Mereka kompak menyatakan penolakan akan upaya oleh sekelompok orang yang disinyalir berusaha untuk menggagalkan pelantikan presiden serta wakil presiden terpilih. Yakni, dengan cara dengan menunggangi aksi demonstrasi mahasiswa. Hal senada diungkapkan oleh, Andri Widyanto selaku Korlap. Yang mana menyebutkan keprihatinannya akan adanya penumpang gelap dalam aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh tempo hari. Belakangan juga santer kabar mengenai munculnya kembali seruan Khilafah yang bisa mengancam keutuhan NKRI.
Menurutnya, pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) telah terpilih, serta sudah ditetapkan berdasar atas konstitusi sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Dalam orasinya warga Banyumas tersebut dengan yakin menyatakan kesiapan lahir batin guna membantu mengamankan pelantikan ini, jika diperlukan. Bahkan, pihaknya bersedia menghadang sebagai garda terdepan bagi kelompok manapun yang akan menghalangi prosesi ini.
Ia juga menambahkan jika pihaknya siap mendukung penuh aparat keamanan, TNI dan Polri untuk menindak secara tegas bagi siapapun yang berupaya mengganggu ataupun menghalangi pelantikan presiden. TNI serta Polri harus menjamin keamanan pelaksanaan pelantikan ini. Ditengarai mereka-pun telah bersumpah untuk menjaga Bumi Pertiwi hingga titik darah penghabisan.
Bak gayung bersambut, pengamanan dari aparat keamanan dilakukan tak hanya di Gedung DPR/MPR RI, namun personel turut dikerahkan guna menjaga Istana Negara serta beberapa sentra ekonomi, seperti Glodok, sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman. Wilayah lain yang juga menjadi konsentrasi TNI ialah, Pejompongan, pintu utama DPR/MPR, Pintu belakang DPR/MPR, Perempatan Slipi, Palmerah, Petamburan, serta Flyover Ladokgi Senayan. Pengamanan ini dimaksudkan guna menghalau masyarakat yang tak berkepentingan. Khusus untuk wilayah Palmerah, fokus ditargetkan di kawasan dekat stasiun karena di area tersebut terdapat pintu masuk menuju Masjid DPR/MPR.
Tak tanggung-tanggung, hingga 6.000 personel telah dipersiapkan guna mengamankan prosesi ini. Marsekal Hadi Tjahjanto selaku Panglima TNI menyatakan jika sebelumnya jumlah personel hanya 3.000 orang saja. Kini jumlahnya ditambah hingga dua kali lipat guna mengoptimalkan penjagaan. Bahkan TNI telah menyiapkan Helikopter yang bersifat insidental. Pihaknya berharap prosesi pelantikan ini akan berjalan lancar tanpa ada halangan suatu apapun.
Bersikeras menentang hingga melayangkan upaya penggulingan pemerintahan melalui aksi dan tindakan anarkis, ialah wujud mental seorang pengecut. Menerima kekalahan dengan legowo dan bermental ksatria dinilai sebagai sikap dinamis dalam usaha menciptakan kesatuan juga persatuan NKRI. Sehingga tidak perlu lagi adanya pergerakan-pergerakan negatif yang mengiringi prosesi ini. Mari bersatu padu melihat dan mengerti sisi baik kepemimpinan yang mana telah dipilih oleh masyarakat. Serta mendukung optimalisasi kinerja Presiden juga wakil Presiden kedepannya. Semoga NKRI makin kuat, sejahtera, aman, damai sentosa.
Oleh: Rahmat Kartolo*
*) Penulis adalah pemerhati sosial.politik
KOMENTAR