Wartantt.com--SBD; Bantuan untuk pemberdayaan sekolah hanya dilimpahkan di sekolah defintif/induk yang sudah terkareditasi. Sehingga untuk sekolah yang memiliki unit paralel, seluruh dana operasional dan lain lain untuk sekolah paralel menjadi tanggung jawab penuh oleh sekolah induk. Pasalnya sekolah paralel beum memiliki nomor seri nasional, sementara itu pemerintah hanya fokuskan bantuan di sekolah yang sudah mempunyai nomor seri nasional.
Demikian yang dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya, Yohana L Lango ketika ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (08/03) siang kemarin.
Dikatakannya bahwa pengusulan dana hanya bisa dilakukan apabila sekolah sudah mempunyai nomor seri nasional. Sehingga pemberdayaan terhadap sekolah dilakukan pertahap. Ketika mengusulkan bantuan dana untuk sekolah paralel, hal tersebut akan ditolak. Karena Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) masih terdaftar di sekolah induk.
"Kalau sekolah paralel mau mendapatkan bantuan dana dari dinas, harus defenitif dulu, supaya memudahkan kami juga dalam pengusulan dana ke pemerintah pusat,"ujar Yohana.
Dirinya menjelaskan bahwa tidak ada sekolah yang diterlantarkan. Bahkan sekitar 12 lembaga sekolah dasar paralel yang sudah didefenitifkan selama kepemimpinannya.
Ketika ditanya tentang keberadaan Sekolah Dasar Negeri Gollu Dara dirinya tidak mengetahui bahwa sekolah itu didirikan. Bahkan kata dia selama masa jabatannya sudah dikeluarkan surat untuk tidak mendirikan sekolah paralel. Pasalnya masih banyak sekolah yang kebutuhan belum terpenuhi semua. Bahkan pada tahun 2020 sekolah-sekolah yang belum terakreditasi tidak lagi mendapatkan bantuan dana BOS.
"Mereka hanya buat-buat saja sekolah paralel tanpa pengetahuan Dinas. Sudah tiga tahun saya keluarkan aturan supaya tidak mendirikan sekolah paralel dan sampai saat ini tidak ada lagi, kalau pun ada, mungkin bukan masa jabatan saya," tandas dirinya.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa pendirian SDN Gollu Dara yang dijadikan sebagai SDN paralel masih berada di naungan sekolah induk yaitu SDN Potto Katillu. Namun demikian dirinya menjelaskan bahwa ketika sekolah tersebut menjadi sekolah yang mandiri, maka Dinas dapat mengusulkan bantuan dana sesuai kebutuhan sekolah dan jumlah Siswa.
"Kalau sudah berdiri sendiri dan mempunyai nomor seri nasional, ya Dinas pasti melakukan bantuan dana sesuai kebutuhan sekolah itu, tetapi kami tidak bisa mengambil keputusan untuk membantu sekolah yang masih paralel, sementara masih banyak sekolah yang statusnya sudah terakreditasi belum begitu ada kemajuan karena masih dilakukan pertahap," tutur Yohana.
Sebelumnya kepada media ini PLT Kepala Sekolah Bernad Bulu Nani mengatakan bahwa sejak didirikan sekolah tersebut, belum ada perhatian penuh dari pemerintah Daerah. Kesediaan sarana di sekolah yang menjadi lembaga pimpinannya belum begitu memadai. Pada tahun 2016 baru mendapatkan bantuan 3 ruangan dari dana DAK. Sementara jumlah siswa di sekolahnya ada 138 orang siswa. Dan 7 orang tenaga guru honor. Sehingga dirinya sangat membutuhkan perhatian pemda maupun pemerintah Desa untuk dapat mengalokasikan dana dalam membangun beberapa gedung.
Bernad menambahkan bahwa dirinya sudah sampaikan keadaan sekolahnya di dinas terkait. Tetapi dirinya masih menunggu realiasasi yang baik sampai saat ini. Dia mengharapkan supaya bisa mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam mengembangkan mutu pendidikan bagi siswa-siswi SDN gollu Dara. Selain itu, dirinya sangat mengapresiasi guru-guru yang menjadi tenaga honor terus bersemangat dalam mengajar. (Rn/06)
Demikian yang dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya, Yohana L Lango ketika ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (08/03) siang kemarin.
Dikatakannya bahwa pengusulan dana hanya bisa dilakukan apabila sekolah sudah mempunyai nomor seri nasional. Sehingga pemberdayaan terhadap sekolah dilakukan pertahap. Ketika mengusulkan bantuan dana untuk sekolah paralel, hal tersebut akan ditolak. Karena Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) masih terdaftar di sekolah induk.
"Kalau sekolah paralel mau mendapatkan bantuan dana dari dinas, harus defenitif dulu, supaya memudahkan kami juga dalam pengusulan dana ke pemerintah pusat,"ujar Yohana.
Dirinya menjelaskan bahwa tidak ada sekolah yang diterlantarkan. Bahkan sekitar 12 lembaga sekolah dasar paralel yang sudah didefenitifkan selama kepemimpinannya.
Ketika ditanya tentang keberadaan Sekolah Dasar Negeri Gollu Dara dirinya tidak mengetahui bahwa sekolah itu didirikan. Bahkan kata dia selama masa jabatannya sudah dikeluarkan surat untuk tidak mendirikan sekolah paralel. Pasalnya masih banyak sekolah yang kebutuhan belum terpenuhi semua. Bahkan pada tahun 2020 sekolah-sekolah yang belum terakreditasi tidak lagi mendapatkan bantuan dana BOS.
"Mereka hanya buat-buat saja sekolah paralel tanpa pengetahuan Dinas. Sudah tiga tahun saya keluarkan aturan supaya tidak mendirikan sekolah paralel dan sampai saat ini tidak ada lagi, kalau pun ada, mungkin bukan masa jabatan saya," tandas dirinya.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa pendirian SDN Gollu Dara yang dijadikan sebagai SDN paralel masih berada di naungan sekolah induk yaitu SDN Potto Katillu. Namun demikian dirinya menjelaskan bahwa ketika sekolah tersebut menjadi sekolah yang mandiri, maka Dinas dapat mengusulkan bantuan dana sesuai kebutuhan sekolah dan jumlah Siswa.
"Kalau sudah berdiri sendiri dan mempunyai nomor seri nasional, ya Dinas pasti melakukan bantuan dana sesuai kebutuhan sekolah itu, tetapi kami tidak bisa mengambil keputusan untuk membantu sekolah yang masih paralel, sementara masih banyak sekolah yang statusnya sudah terakreditasi belum begitu ada kemajuan karena masih dilakukan pertahap," tutur Yohana.
Sebelumnya kepada media ini PLT Kepala Sekolah Bernad Bulu Nani mengatakan bahwa sejak didirikan sekolah tersebut, belum ada perhatian penuh dari pemerintah Daerah. Kesediaan sarana di sekolah yang menjadi lembaga pimpinannya belum begitu memadai. Pada tahun 2016 baru mendapatkan bantuan 3 ruangan dari dana DAK. Sementara jumlah siswa di sekolahnya ada 138 orang siswa. Dan 7 orang tenaga guru honor. Sehingga dirinya sangat membutuhkan perhatian pemda maupun pemerintah Desa untuk dapat mengalokasikan dana dalam membangun beberapa gedung.
Bernad menambahkan bahwa dirinya sudah sampaikan keadaan sekolahnya di dinas terkait. Tetapi dirinya masih menunggu realiasasi yang baik sampai saat ini. Dia mengharapkan supaya bisa mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam mengembangkan mutu pendidikan bagi siswa-siswi SDN gollu Dara. Selain itu, dirinya sangat mengapresiasi guru-guru yang menjadi tenaga honor terus bersemangat dalam mengajar. (Rn/06)
KOMENTAR