wartantt.com, MANGGARAI TIMUR - Upaya menjaga dan menciptakan tata hidup rukun demi langgengnya NKRI terus disuarakan di kalangan masyarakat. Para insan bangsa dari berbagai generasi di seantero Nusantara bahu membahu menyuarakan kerukunan untuk menyokong tumbuhnya nasionalisme dan patriotisme. Gerakan yang sama juga tumbuh di sanubari generasi muda kota Borong, Manggarai Timur. Sebagai wujud rasa tanggung jawab akan patriotisme dan nasionalisme tersebut, kaum milenial kota Borong yang tergabung dalam Forum PELITA (Pemuda Lintas Agama) ini menggelar dialog kerukunan dalam kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai Timur.
Dialog yang menghadirkan Ketua FKUB Manggarai Timur (RD. Simon Nama), Ketua MUI (Ibrahim Suman, HS) dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai Timur (Drs. Kristoforus Mahal) sebagai Narasumber tersebut mengambil tempat di aula Kantor Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur, Senin (01 Oktober 2018). Sebagai wujud dari rasa satu dalam keanekaan, para peserta yang menghadiri kegiatan dimaksud merupakan perwakilan dari kaum muda lintas agama se-kota Borong yang berjumlah 30 orang dengan komposisi Orang Muda Katolik: 15 orang, Remaja Masjid: 10 orang dan Pemuda Kristen: 5 orang.
Kepada Inmas, ketua panitia kegiatan, Medardus Bangkur mengatakan bahwa dialog yang dimoderatori oleh Kasubbag Tata Usaha pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai Timur, Drs. Dominikus Wora ini diselenggarakan selain untuk meningkatkan iman dan taqwa tetapi juga untuk menyatukan niat dan tekad guna mencegah masuknya paham radikalisme dan terorisme di Kabupaten Manggarai Timur.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor kementerian Agama Kabupaten Manggarai Timur Drs. Kristoforus Mahal mengatakan bahwa melihat kondisi kehidupan berbangsa sekarang ini setiap elemen bangsa apalagi kementerian agama memiliki kebutuhan yang mendesak untuk terus mengadakan konsolidasi.
“Sekarang ini banyak sekali isu aktual yang perlu dihadirkan dalam ruang diskusi teristimewa hal-hal yang menyangkut eksistensi bangsa. Oleh karena itu, Kementerian agama di seluruh Republik Indonesia turut bertanggung jawab melaksanakan konsolidasi tugas demi menanggapi situasi dan kondisi tersebut,”kata Kepala Kantor.
Berkaitan dengan itu Kepala Kantor mengapresiasi kegiatan Dialog Pemuda Lintas Agama tersebut sebagai upaya proaktif dalam menjaga keutuhan NKRI.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini sebagai bagian dari upaya kita semua untuk menjaga setiap jengkal Republik ini. Sebagai sesama warga negara kita memang perlu satukan komitmen untuk menjaga keutuhan NKRI demi tetap tegaknya Indonesia di masa depan. Proyeksi ke masa depan ini menjadi penting karena di situlah letak tanggungjawab generasi muda yang adalah tulang punggung itegritas dan kemajuan bangsa di masa mendatang teristimewa dalam menyambut dan memaknai bonus demografi,” urai beliau.
Penting dan besarnya keterlibatan kaum muda dalam memajukan bangsa serta tetap mempertahankan kebhinekaan sebagai suatu mosaik indah kebangsaan membuat Kepala Kantor menyambut baik pembentukan forum PELITA.
“Saya menyambut baik inisiatif kaum muda untuk membentuk forum pemuda lintas agama atau yang disebut PELITA ini. Tentu dengan harapan supaya sesuai dengan namanya, forum ini benar-benar melibatkan seluruh generasi muda lintas agama di kota ini dan di Manggarai Timur seluruhnya untuk memberi terang kepada sesama. Terang yang mencelikkan ketertutupan mata dan hati dari setiap orang. Terang yang menghalau setiap pikiran sempit, ego sektoral, primordialisme kesukuan dan agama. Terang yang memancarkan sukacita dan kedamaian di tengah-tengah konflik. Terang yang bukan saja berdimensi ke luar tetapi juga berdimensi ke dalam di mana setiap generasi muda itu sendiri memiliki pikiran dan pandangan yang luas untuk menyadari bahwa perbedaan itu adalah suatu keniscayaan. Perbedaan bukan untuk diperdebatkan apalagi disalahkan. Perbedaan justru diciptakan Tuhan untuk menciptakan suatu mosaik yang indah ibarat pelangi yang justru tampak begitu indah karena menampilkan perpaduan warna yang berbeda,” pungkas Kristoforus.
KOMENTAR