Kepala Dinas
Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya Christofel Horo mendukung diadakan penerangan dan homestay
di tempat-tempat pariwisata yang ada di Kabupaten SBD. Homestay dan penerangan ini menurutnya
merupakan salah satu aspek utama dalam
pembangunan industri pariwisata. Hal ini diungkapkan Christofel Horo ketika ditemui media ini di ruang kerjanya pada Senin (08/10) kemarin. Pemerintah Daerah, menurut Kepala Dinas telah merencanakan untuk
membantu membangun homestay tersebut di
tahun anggaran 2019 mendatang.
Rencana pembangunan
homestay ini menurut Christofel Horo merupakan hasil komunikasi dengan
kementerian PDT. Setelah mendapat kepastian dari Kementerian PDT maka Dinas
Pariwisata Sumba Barat Daya berani
mengagendakan pembangunan homestay tersebut.
“Program pemerintah
daerah lewat dinas pariwisata adalah pengadaan homestay di setiap tempat pariwisata.
Hal ini sudah kami komunikasikan dengan pihak kementerian dan mereka (kementerian
PDT) sudah mengiyakan. Tahun 2019 mungkin akan terealisasi. Soal target tempat
wisata mana yang dapat, semua itu urusan kabupaten. Kita akan prioritaskan
tempat wisata yang memang menjadi tempat favorit wisatawan. Ya salah satunya
Situs Kampung Aadat Ratenggaro” ungkapnya.
Dikatakannya
manfaat home stay bisa menambah
pendapatan masyarakat di satu sisi karena wisatawan yang tinggal lebih lama di
lokasi wisata pasti akan lebih banyak berbelanja di sana, tetapi di sisi lain
juga memberikan service yang memadai
kepada para wisatawan dimana mereka dapat tinggal lebih lama dan dapat
menikmati aroma angin dan sunset, sunrise dan lain sebagainya, apa
lagi kampung Ratenggaro dikelilingi pantai.
Selain itu, lanjut
christofel diperlukan juga penguatan
pembelajaran bahasa terhadap masyarakat yang berada disekitar kampung wisata
Ratenggaro. Hal ini ungkapnya untuk mempermudah komunikasi yang baik dengan
wisatawan. “Segala aktivitas masyarakat harus juga dilihat dari sisi kesiapan.
Salah satu yang penting adalah bahasa itu sendiri. Ketika ada tamu dari luar
negeri yang berkunjung ke sana (tempat wisata) masyarakat juga harus mampu
berbicara bahasa mereka untuk mempermudah interaksi” lanjutnya.
Sebelumnya,
kepada media ini tokoh masyarakat
Kampung Adat Ratenggaro Bapak Martinus mewakili warga Kampung adat Ratenggaro meminta
pemerintah daerah untuk membantu masyarakat memfasilitasi kampung adat dengan
penerangan yang cukup. Hal tersebut dikarenakan kampung adat Ratenggaro telah
menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan dan favorit di Sumba Barat
Daya.
Kebutuhan
akan penerangan ini dibenarkan oleh
Kepala Desa Maliti Bondo Ate Matius Ra Katoda. Dirinya mengatakan bahwa sampai
dengan saat ini jaringan PLN belum sampai di kampung Adat yang merupakan bagian
dari desa Maliti Bondo Ate tersebut. Namun demikian pihak desa sudah
berkoordinasi dengan Pemerintah Kabuoaten untuk
kebutuhan tersebut. “Saya sudah koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten
SBD untuk membantu memfasilitasi kampung adat Ratenggaro berupa penerangan
supaya keluarga dalam satu rumah adat bisa melakukan aktivitas mereka dan
mengerjakan kerajinan-kerajinan tangan yang hendak diperjual belikan kepada para tamu yang data keesokan harinya”
katanya.
Kampung adat
Rate Garo terletak di Kecamatan Bondo Kodi Desa Maliti Bondo Ate Kabupaten
Sumba Barat Daya, terkenal sebagai salah satu destinasi wisata lengkap di
Kabupaten Sumba Barat Daya. di tempat ini para wisatawan dapat menikmati berbagai suguhan kebudayaan mulai dari bentu
rumah yang masih sangat asli, sampai berbagai macam kartya kerajinan tangan khas
Sumba yang dijajakan di sana. Selain itu letaknya yang persis di pinggir pantai
Ratenggaro menamba nilai kampung ini sebagai lokasi wisata favorit bagi para
wisatawan baik domestik mauun Mancanegara. RIAN
KOMENTAR