Di SoE, BPJS Atambua Sosialisasikan Kanker Serviks

Wartantt, Timor Tengah Selatan – Dalam rangka memperingati hari Kartini, BPJS Kesehatan Cabang Atambua melakukan sosialisasi secara dini penyakit mematikan kanker serviks sekaligus pemeriksaan iva/pap smear kepada masyarakat pemegang kartu JKN KIS wanita di Kota SoE, Kab. Timor Tengah Selatan. Menurut Endang Triana Simanjuntak yang merupakan Kepala BPJS Atambua, sosialisasi ini penting karena kanker servis merupakan salah satu jenis penyakit menular cepat yang menyerang bibir rahim wanita, bahkan bukan hanya wanita bersuami namun wanita remaja juga bisa terkena penyakit itu. "Anak-anak yang belum bersuami juga sudah terdeteksi penyakit kanker bibir rahim. Jadi BPJS perlu melakukan deteksi dini terhadap penyakit ini. Apalagi penyakit yang satu ini, jika tidak diketahui kemudian sudah akut baru dilakukan penanganan medis membutuhkan dana yang sangat banyak," katanya.

Endang menerangkan bahwa program deteksi dini kanker serviks dan pemeriksaan iva/pap smear merupakan program pemerintah yang diselenggarakan bukan hanya di Kab. TTS tetapi menyeluruh untuk wilayah di Indonesia. Untuk di tingkat nasional, kegiatan ini diselenggarakan di Kota Solo, Jawa Tengah langsung oleh Ibu Negara Iriana Jokowi, sementara BPJS kesehatan merupakan penyelenggara kegiatan di setiap kabupaten.

Dalam pelaksanaan program cegah dini kanker serviks dan pemeriksaan iva/map smear, masyarakat perlu melakukan kemoterapi dimana ada jasa kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan cryotrapi dan alatnya juga sudah ada. Endang juga telah mengatakan kepada masyarakat bahwa dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya kartu JKN-KIS.

Dalam kegiatan tersebut, pemkab TTS membuka kegiatan yang diwakili oleh Asisten III Setda TTS, Marthen Selan. Beliau mengapresiasi program yang diarsiteki oleh BPJS Kesehatan Atambua tersebut. “Deteksi dini ini penting untuk dilakukan, karena ibu-ibu jadi tahu akan bahaya kanker serviks yang bisa saja dapat menyerang kapan saja. Penyakit ini menyerang pada alat reproduksi wanita. Jika hal itu terjadi, tidak hanya mengganggu kesehatan tetapi juga mengganggu keharmonisan rumah tangga dengan para suami” terang Marthen. (AS)